Pengertian Gerakan Separatis, Penyebab, Penanggulangan dan Contohnya

pengertian gerakan separatis – Berikut ini merupakan pembahasan tentang Pengertian gerakan separatis, penyebab, penanggulangan hingga contohnya dalam sejarah Indonesia.

gerakan separatis terus kita dengan sejak Indonesia merdeka hingga saat ini sehingga tidak jarang pula gerakan separatis ini menyebabkan pertumpahan darah baik dari pihak militer maupun sipil, sebenarnya gerakan Separatisme adalah paham berupa suatu gerakan untuk membuat negara sendiri didalam senbuah negara.

Gerakan separatis termasuk gerakan yang dilarang di seluruh negara karena di duga dapat dianggap mempunyai stigma serta dapat menimbulkan ancaman terhadap suatu negara. hal ini dikarenakan gerakan separatisme tidak mendukung pemerintahan melainkan ingin memecah belah dan membentuk negara baru, Hal ini tentu berlawanan dengan tujuan negara yang harus menyatukan bangsa-bangsa di wilayahnya. Maka gerakan ini harus diberantas meskipun sulit karena melibatkan rakyat sendiri.

nah, untuk lebih jelasnya lebih memahami, langsung saja yuk simak pembahasannya di bawah ini:

Pengertian Gerakan Separatis

pengertian gerakan separatis

Separatis berasal dari bahasa Inggris yakni separate artinya pisah, separated terpisah, jadi secara kebahasaan gerakan separatis adalah tindakan-tindakan secara terencana yang berkaitan dengan pemisahan diri atau negara dan membentuk negara lain.

Orang, golongan, atau kelompok yang melakukan separatisme tersebut dinamakan sebagai separatis. Para separatis akan mulai dengan memisahkan diri dari suatu wilayah bahkan negara, tujuannya demi mendapatkan pemerintahan sendiri

Pengertian Gerakan Separatis Menurut KBBI

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata separatis diartikan sebagai golongan atau orang yang mengkhendaki adanya pemisahan diri dari suatu persatuan, bangsa atau golongan untuk mendapatkan dukungan.

Adapun kata separatisme diartikan sebagai sebuah paham atau pun gerakan yang bertujuan untuk memisahkan diri atau mendirikan negara sendiri. Umumnya Gerakan separatis ini biasanya dilakukan oleh mereka yang mempunyai kesadaran nasional yang tajam dan tak hanya dilakukan dengan kekerasan tetapi ada juga yang dilaksanakan dengan jalan damai misalnya saja gerakan Qubec di Kanada.

Pengertian Gerakan Separatis menurut Abdul Qadir Djaelani, seorang tokoh politik, berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Gerakan Separatis adalah sebuah gerakan yang sifatnya mengacau serta menghancurkan yang dilakukan oleh segerombolan pengacau dengan tujuan utama untuk memisahkan diri dari ikatan kedaulatan sebuah negara.

Penyebab Munculnya Gerakan Separatis

Sekilas gerakan separatis terlihat brutal, dan tanpa dasar atau arogan karena ingin memisahkan diri dan mendirikan negara sendiri. Namun ternyata gerakan ini tak muncul tanpa sebab.

Ada bermacam sebab sekelompok orang ingin memisahkan diri dari ikatan kedaulatan suatu negara. Mulai dari tidak puas dengan pelayanan pemerintah, dan sebab-sebab lainnya.

Pebyebabnya bisa jadi karena dua jenis konflik yakni konflik horizontal yakni konflik antar sesama warga atau masyarakat dan konflik vertikal adalah konflik yang terjadi antara Masyarakat dengan pemerintahnya.

Masalah-masalah tersebut bisa memicu disintegrasi bangsa dan menimbulkan berbagai gerakan separatis, Adapun penyebab gerakan separatis akibat kedua konflik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Krisis Ekonomi

Krisis ekonomi ditandai merosotnya daya beli masyarakat akibat inflasi dan terpuruknya nilai tukar, turunnya kemampuan produksi akibat naiknya biaya modal, dan terhambatnya kegiatan perdagangan dan jasa akibat rendahnya daya saing. sehingga bisa mengakibatkan kejahatan-kejahatan antar manusia (rakyat suatu negara) seperti merampok, mencuri, membunuh, dan sebagainya.

Dan bila dibiarkan terus menerus, rakyat akan merasa sulit dan kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah dalam mengelola negara.

2. Krisis Politik

Permasalahan antara elite politik yang hanya memperjuangkan kepentingannya sendiri, pada akhirnya menciptakan kondisi instabilitas politik yang mengakibatkan Krisis politik, kondisi ini tentu akan menyulitkan lahirnya kebijakan yang utuh dalam mengatasi krisis ekonomi bukannya mendapat solusi, malah timbul perpecahan elite poltik disertai defisiensi pemerintah menjalankan fungsinya.

Hal ini akan berakibat pada ketidakmampuan pemerintah dalam memberi pelayanan publik akan makin merosot yaitu fasilitas kesehatan dan pendidikan bagi seluruh masyarakatnya.

3. Kebijakan Pemerintah Tak Berpihak ke Rakyat

Masyarakat merasa kebijakan pemerintahnya tidak menguntungkan rakyat Sehingga rakyat merasa pemerintah tidak kompeten dalam menyelesaikan masalah di negaranya. hal ini diakibatkan kebijakan pemerintah pusat dan daerah yang kurang tepat juga mengakibatkan kurang meratanya penyebaran penduduk dan tidak berhasilnya pemberdayaan masyarakat di negara tersebut

akibat krisis ekonomi berkepanjangan adalah pemulihannya yang sangat lama, tidak berjalan, atau stagnan. Bagi kelompok yang memiliki paham dan berpotensi melakukan gerakan separatisme, alasan ini bisa memicunya dengan kuat.

4. Krisis Sosial

Selain krisi ekonomi dan politik, sama halnya juga berbahaya, terlebih masalah krisis sosial. Krisis sosial ini berbentuk sikap primodialisme dan ekslusivisme bernuansa SARA. Pertautan antara adanya kelompok masyarakat yang sulit menerima perbedaan dengan sejumlah alasan.

5. Hukum yang Tidak Dihormati

Bagi sejumlah orang hukum tak lagi punya harga diri, hal ini dikarenakan ada pembedaan misalnya hanya membela orang-orang tertentu. Hukum yang harusnya menjadi pelindung, justru menjadi pisau yang menyakitkan karena tak samasekali bisa membela kebenaran.

Lemahnya penegakan hukum dan HAM dalam sebuah negara terkesan seperti adanya pembiaran yang dilakukan oleh negara terhadap kekerasan yang terjadi di sejumlah daerah.

sehingga mengakibatka sejumlah kelompok yang muak dengan sistem hukum yang tidak adil akan berpikir untuk memisahkan diri dari kedaulatan yang tidak menyediakan tempat untuk keadilan buat mereka.

6. Intervensi Internasional

Adanya pihak dari luar negara masuk ke dalam negara yang berupaya untuk memecah belah dan mengambil untung dari perpecahan tersebut dengan menanamkan pengaruhnya terhadap kebijakan politik dan ekonomi negara tersebut (khususnya negara-negara pasca merdeka).

Tentunya Kondisi-kondisi seperti di atas bisa menjadi pemicu lahirnya gerakan-gerakan anti-pemerintah yang terorganisasi maupun gerakan separatis dan apabila pemerintah tidak segera menindaklanjuti maka yang terjadi sudah pasti disintegrasi negara.

7. Adanya Politik Licik

bagian terakhir ini ada yang namanya Politik licik, masalah sosial ini menjadi pemicu masalah lainnya, adanya Polit licik yang disebabkan para pejabat yang korup, memperjuangkan kepentingan pribadi, yang dilakukan terus menerus tanpa malu. Sedangkan masalah sosial di antaranya adalah pembedaan berdasarkan SARA, intimidasi kepada kaum tertentu, dan sebagainya.

Penanggulangan Gerakan Separatis Oleh Pemerintah

Pemerintah khususnya Indonesia telah menanggulangi beberapa pergolakan gerakan separatis di berbagai daerah.

Adapun sejumlah langkah menanggulangi gerakan separatis yakni:

1. Pemulihan kondisi keamanan dan ketertiban serta menindak secara tegas para pelaku separatisme bersenjata yang melanggar hak-hak masyarakat sipil.

2. Meningkatkan kualitas pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi serta demokratisasi.

3. Meningkatkan deteksi dini dan pencegahan awal potensi konflik dan separatisme.

4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah rawan konflik atau separatisme, melalui perbaikan akses masyarakat lokal terhadap sumber daya ekonomi dan emerataan pembangunan antardaerah.

5. Melaksanakan pendidikan politik secara formal, informal, dialogis, serta melalui media massa dalam rangka menciptakanrasa saling percaya.

6. Menerapkan konsep penyelesaian konflik secara damai, menyeluruh, dan bermartabat.

7. Di tingkat internasional, langkah yang dilakukan pemerintah adalah mempresentasikan perkembangan positif di daerah-daerah rawan tersebut.

Contoh Gerakan Separatis Dalam Sejarah Indonesia

Indonesia sejak dahulu telah diwarnai dengan gerakan-gerakan separatis oleh kelompok-kelompok sipil bersenjata, Gerakan-gerakan tersebut harus ditangani secara ekstra karena menimbulkan kekacauan bahkan pertumpahan darah di dalam sebuah negara.

Berikut adalah gerakan-gerakan separatis yang tercatat dalam sejarah Indonesia.

1. Pemberontakan PKI

Salahsatu gerakan separatis dalam sejarah Indonesia adalah pemberontakan PKI di Madiun pada tahun 1948 yang menjatuhkan kabinet Amir Syariffudin disebabkan oleh kegagalannya dalam Perundingan Renville yang sangat merugikan Indonesia.

Untuk merebut kembali kedudukannya, pada tanggal 28 Juni 1948 Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) untuk memperkuat basis massa, FDR membentuk organisasi kaum petani dan buruh.

Saat itu Amir turun dari kebinetnya dan diganti oleh Kabinet Hatta. Merasa kecewa, Amir dan kabinetnya membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948. Saat itu, Amir menjadi bagian dari partai oposisi di kabinet susunan Hatta. FDR merupakan golongan yang menyatukan komunis dan golongan sosialis kiri. Partai Komunis Indonesia (PKI) berasal dari satu kekuatan Front Demokrasi Rakyat.

PKI adalah partai yang memperjuangkan visi dan misinya untuk mendirikan negara sosialistis di Indoensia sesuai dengan apa yang tertera dalam anggaran dasar partai. Pembentukan FDR tidak hanya terdiri dari sekelompok masyarakat yang tergabung, melainkan juga melibakan partai lainnya, seperti: Partai Sosialis Indonesia Partai Komunis Indonesia Pemudia Sosialis Indonesia Partai Buruh Indonesia Sarekat Buruh Perkebunan Republik Indonesia

Muso, Pimpinan Pemberontakan PKI di Madiun Beberapa partai yang tergabung dalam FDR memperkuat aksi yang dilakukan oleh Amir Syarifuddin dan kelompoknya untuk merebut kekuasaan kabinet pada sistem pemerintahan yang sedang berjalan pada waktu itu.

Lihat Foto Yanto Eko Cahyono, warga Kabupaten Bantul, Yogyakarta menunjuk nama kakeknya, Insp Pol Suparbak yang terukir di Monumen Kresek (Monumen kekejaman pembantaian PKI) yang berada di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (0/10/2019).

Yanto bersama istrinya mencari keberadaan makam kakeknya, Insp Pol Suparbak yang menjadi korban pembantaian PKI tahun 1948 di Madiun.

Muncul doktrin baru Muso dan Amir mendeklarasikan pimpinan dibawah mereka. Muso dan Amir menggoyahkan kepercayaan masyarakat dengan menghasut dan membuat semua golongan menjadi bermusuhan dan mencurigai satu sama lain.

Pada tanggal 11 Agustus 1948, Musso tiba dari Moskow. Amir dan FDR segera bergabung dengan Musso. Untuk memperkuat organisasi, maka disusunlah doktrin bagi PKI. Doktrin itu bernama Jalan Baru. PKI banyak melakukan kekacauan, terutama di Surakarta.

Oleh PKI daerah Surakarta dijadikan daerah kacau (wildwest). Sementara Madiun dijadikan basis gerilya. Pada tanggal 18 September 1948, Musso memproklamasikan berdirinya pemerintahan Soviet di Indonesia. Tujuannya untuk meruntuhkan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan menggantinya dengan negara komunis.

 

2. Pemberontakan Darul Islam (DI) dan Tentara Islam Indonesia (TII)

Selain itu ada juga pemberontakan yang dilakukan Darul Islam dan Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Berdasarkan Perundingan Renville, kekuatan militer Republik Indonesia harus meninggalkan wilayah Jawa Barat yang dikuasai Belanda dan mengungsi ke daerah Jawa Tengah yang dikuasai Republik Indonesia.

Tapi Tidak semua komponen bangsa menaati isi Perjanjian Renville yang dirasakan sangat merugikan bangsa Indonesia, salah satunya adalah S.M. Kartosuwiryo beserta para pendukungnya. Pada tanggal 7 Agustus 1949, Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) tentara dan pendukungnya disebut Tentara Islam Indonesia (TII).

Gerakan Darul Islam yang didirikan oleh Kartosuwiryo mempunyai pengaruh yang cukup luas. Pengaruhnya sampai ke Aceh yang dipimpin Daud Beureueh, Jawa Tengah (Brebes, Tegal) yang dipimpin Amir Fatah dan Kyai Somolangu (Kebumen), Kalimantan Selatan dipimpin Ibnu Hajar, dan Sulawesi Selatan dengan tokohnya Kahar Muzakar.

3. Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)

Awal kemunculan gerakan pemberontakan PRRI inj diawali dari ketidakharmonisan hubungan pemerintah daerah dan pusat.

Daerah kecewa terhadap pemerintah pusat yang dianggap tidak adil dalam alokasi dana pembangunan. Kekecewaan tersebut diwujudkan dengan pembentukan dewan-dewan daerah seperti berikut.

a. Dewan Banteng di Sumatra Barat yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.
b. Dewan Gajah di Sumatra Utara yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolan.
c. Dewan Garuda di Sumatra Selatan yang dipimpin oleh Letkol Barlian.
d. Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual.

Pada tanggal 15 Februari 1958 Achmad Hussein memproklamasikan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Sebagai perdana menterinya adalah Mr. Syafruddin Prawiranegara.

4. Pemberontakan Permesta

Gerakan separatis selanjutnya adalah Permesta yang juga dipicu oleh Proklamasi PRRI lebuh Tanggal 17 Februari 1958 Somba memutuskan hubungan dengan pemerintah pusat dan mendukung PRRI. Gerakannya dikenal dengan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta).

Gerakan ini jelas melawan pemerintah pusat dan menentang tentara sehingga harus ditumpas. Untuk menumpas gerakan Permesta, pemerintah melancarkan operasi militer beberapa kali.

Meskipunpemberontakan Permesta dapat dilumpuhkan sekitar bulan Agustus 1958, walaupun sisa-sisanya masih ada sampai tahun 1961.

5. Gerakan Aceh Merdeka (GAM)

GAM adalah sebuah organisasi (yang dianggap separatis) yang memiliki tujuan supaya daerah Aceh atau yang sekarang secara resmi disebut Nanggroe Aceh Darussalam lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 

7. Pemberontakan APRA

Pada masa pemerintahan RIS, muncul pemberontakan-pemberontakan yang mengguncang stabilitas politik dalam negeri. Pemberontakan-pemberontakan tersebut antara lain gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), pemberontakan Andi Azis, dan Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS).

8. Republik Maluku Selatan (RMS)

Republik Maluku Selatan (RMS) adalah daerah yang diproklamasikan merdeka pada 25 April 1950 dengan maksud untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur (saat itu Indonesia masih berupa Republik Indonesia Serikat) RMS ditumpas tuntas pada November 1950. Sejak 1966 RMS berfungsi sebagai pemerintahan di pengasingan, Belanda.

 

Demikian ulasan mengenai gerakan separatis, penyebab, penanggulangan hingga contohnya dalam sejarah Indonesia.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *