Bacaan Sholat Dhuha Lengkap Dengan Pembahasannya

 

bacaan sholat dhuha
bacaan sholat dhuha

Bacaan Sholat Dhuha – Sholat dhuha merupakan shalat sunah yang dikerjakan ketika matahari sudah terbit dan masuk sholat Dhuha kurang lebih, duau jam setelah sholat subuh ditunaikan lama waktu sholat ini hingga menjelang masuknya waktu salat zuhur.

Shalat sunah ini termasuk sholat Sunnah yang dikerjakan minimal dua rakaat. Shalat sunah ini termasuk salah satu amalan yang mempunyai berbagai keutamaan jika dikerjakan.

Seperti yang sudah kami sampaikan bahwa Waktu menjalankan salat duha yaitu di antara dua salat wajib, yakni setelah salat subuh dan sebelum salat zuhur tapi, setelah melaksanakan subuh, umat Islam mesti menunggu terbitnya matahari terlebih dahulu karena diharamkan untuk sholat setelah sholat subuh pas, minimalnya kamu bisa menunggu sampai dua jam setelah sholat subuh dilaksanakan.

Pada dasarnya, terdapat dua waktu yang diharamkan untuk mengerjakan salat, yaitu setelah subuh hingga matahari terbit, dan setelah asar hingga matahari tenggelam, hal ini merupakan larangan Allah yang disampaikan kepada nabi Muhammad Saw; seperti yang telah diriwayatkan Abu Hurairah, “Sesungguhnya Rasulullah melarang dua salat; melarang salat setelah salat subuh hingga terbit matahari dan setelah asar hingga terbenam matahari.” (H.R. Al-Bukhari).

Niat Sholat Dhuha dan Tata Cara

Pembahasan selanjutnya adalah tentang Niat dan Jumlah Rakaat Sholat Dhuha, tentunya Sebelum menjalankan salat duha, terlebih dahulu didahului dengan niat untuk mengerjakannya Niat tersebut dapat diucapkan dalam hati, atau di keraskan Berikut merupakan bacaan niat salat duha dapat dilafalkan seperti di bawah ini

Niat Sholat Dhuha

Arabأُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

Bacaan niat sholat Dhuha latin : Ushalli sunnatad dhuhā rak‘ataini lillāhi ta‘ālā. Artinya, “Aku menyengaja salat sunah duha dua rakaat karena Allah SWT.” Salat duha dikerjakan minimal dua rakaat. Namun, tidak ada larangan untuk menambah jumlah rakaat salat duha. Nabi Muhammad pernah melakukan salat duha 8 rakaat, berdasarkan riwayat Ummu Hani’, “Nabi saw. pada tahun terjadinya Fathu Makkah beliau salat duha delapan rakaat.” (H.R. Bukhari). Jika salat duha dikerjakan lebih dari dua rakaat, maka pengerjaannya diutamakan sekali salam untuk dua rakaat. Doa Usai Sholat Dhuha Setelah mengerjakan salat duha, maka dianjurkan pula untuk membaca beberapa doa sebagai berikut ini: اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ Allāhumma innad dhuhā’a dhuhā’uka, wal bahā’a bahā’uka, wal jamāla jamāluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Artinya, “Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu.” اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعْسِرًا (مُعَسَّرًا) فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ Allāhuma in kāna rizqī fis samā’i fa anzilhu, wa inkāna fil ardhi fa akhrijhu, wa inkāna mu’siran (mu‘assaran) fa yassirhu, wa in kāna harāman fa thahhirhu, wa inkāna ba‘īdan fa qarribhu, bi haqqi duhā’ika wa bahā’ika wa jamālika wa quwwatika wa qudratika. ātinī mā atayta ‘ibādakas shālihīn. Artinya, “Wahai Tuhanku, jika rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah. Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sukar atau dipersulit (kudapat), mudahkanlah. Jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah dengan hak duha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh.” Baca juga: Salat Duha: Bacaan Niat, Jumlah Rakaat, dan Keutamaannya Keutamaan Sholat Dhuha Umat Islam yang mengerjakan salat duha, berarti mengikuti sunah Nabi Muhammad, sebagaimana yang beliau wasiatkan kepada Abu Hurairah. Abu Hurairah berkata, “Rasulullah, kekasihku itu berwasiat padaku tiga hal: puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat salat duha (setiap hari), dan salat witir sebelum tidur.” Selain itu, salat duha juga dapat disamakan dengan sedekah. Rasulullah bersabda,”Setiap pagi, ruas anggota tubuh kalian harus dikeluarkan sedekahnya. Amar ma’ruf adalah sedekah, nahi mungkar adalah sedekah, dan semua itu dapat diganti dengan salat duha dua rakaat,” (H.R Muslim). Orang yang terbiasa mengerjakan salat duha juga berpeluang mendapatkan ampunan dari Allah atas dosa-dosanya pada masa lalu. Nabi Muhammad menyampaikan,”Siapa yang membiasakan diri (untuk menjaga) salat duha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR At-Tirmizi).

Bacaan Sholat Dhuha – Salat duha atau terkadang ditulis “sholat dhuha” merupakan salat sunah yang dikerjakan ketika matahari sudah setinggi tombak hingga menjelang masuknya waktu salat zuhur.

Salat yang dikerjakan minimal dua rakaat ini juga mempunyai berbagai keutamaan jika dikerjakan. Waktu menjalankan salat duha yaitu di antara dua salat wajib, setelah salat subuh dan sebelum salat zuhur. Namun, usai melaksanakan subuh, umat Islam mesti menunggu terbitnya matahari terlebih dahulu. Pada dasarnya, terdapat dua waktu yang diharamkan untuk mengerjakan salat, yaitu setelah subuh hingga matahari terbit, dan setelah asar hingga matahari tenggelam. Diriwayatkan Abu Hurairah, “Sesungguhnya Rasulullah melarang dua salat; melarang salat setelah salat subuh hingga terbit matahari dan setelah asar hingga terbenam matahari.” (H.R. Al-Bukhari). Niat dan Jumlah Rakaat Sholat Dhuha Sebelum menjalankan salat duha, terlebih dahulu didahului dengan niat untuk mengerjakannya. Niat tersebut dapat diucapkan dalam hati, dan dapat pula dilafalkan. Bacaan niat salat duha dapat dilafalkan seperti di bawah ini. أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى Ushalli sunnatad dhuhā rak‘ataini lillāhi ta‘ālā. Artinya, “Aku menyengaja salat sunah duha dua rakaat karena Allah SWT.” Salat duha dikerjakan minimal dua rakaat. Namun, tidak ada larangan untuk menambah jumlah rakaat salat duha. Nabi Muhammad pernah melakukan salat duha 8 rakaat, berdasarkan riwayat Ummu Hani’, “Nabi saw. pada tahun terjadinya Fathu Makkah beliau salat duha delapan rakaat.” (H.R. Bukhari). Jika salat duha dikerjakan lebih dari dua rakaat, maka pengerjaannya diutamakan sekali salam untuk dua rakaat. Doa Usai Sholat Dhuha Setelah mengerjakan salat duha, maka dianjurkan pula untuk membaca beberapa doa sebagai berikut ini: اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ Allāhumma innad dhuhā’a dhuhā’uka, wal bahā’a bahā’uka, wal jamāla jamāluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Artinya, “Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu.” اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعْسِرًا (مُعَسَّرًا) فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ Allāhuma in kāna rizqī fis samā’i fa anzilhu, wa inkāna fil ardhi fa akhrijhu, wa inkāna mu’siran (mu‘assaran) fa yassirhu, wa in kāna harāman fa thahhirhu, wa inkāna ba‘īdan fa qarribhu, bi haqqi duhā’ika wa bahā’ika wa jamālika wa quwwatika wa qudratika. ātinī mā atayta ‘ibādakas shālihīn. Artinya, “Wahai Tuhanku, jika rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah. Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sukar atau dipersulit (kudapat), mudahkanlah. Jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah dengan hak duha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh.” Baca juga: Salat Duha: Bacaan Niat, Jumlah Rakaat, dan Keutamaannya Keutamaan Sholat Dhuha Umat Islam yang mengerjakan salat duha, berarti mengikuti sunah Nabi Muhammad, sebagaimana yang beliau wasiatkan kepada Abu Hurairah. Abu Hurairah berkata, “Rasulullah, kekasihku itu berwasiat padaku tiga hal: puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat salat duha (setiap hari), dan salat witir sebelum tidur.” Selain itu, salat duha juga dapat disamakan dengan sedekah. Rasulullah bersabda,”Setiap pagi, ruas anggota tubuh kalian harus dikeluarkan sedekahnya. Amar ma’ruf adalah sedekah, nahi mungkar adalah sedekah, dan semua itu dapat diganti dengan salat duha dua rakaat,” (H.R Muslim). Orang yang terbiasa mengerjakan salat duha juga berpeluang mendapatkan ampunan dari Allah atas dosa-dosanya pada masa lalu. Nabi Muhammad menyampaikan,”Siapa yang membiasakan diri (untuk menjaga) salat duha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR At-Tirmizi).

Tata Cara Sholat Dhuha

Mengenai tata cara sholat dhuha sebenarnya sama seperti shalat sunnah lain pada umumnya tapi hal ini dibedakan dengan Perbedaan tata cara sholat dhuha dari shalat sunnah lainnya terletak pada bacaan niat, doa, dan waktunya.

Sebagai seorang umat muslim cukup akrab dengan amalan sunah sholat dhuha. Ini adalah salah satu sholat sunnah yang istimewa.

Sholat dhuha merupakan amalan yang sangat dianjurkan hal ini dikarenakan, terdapat beberapa keutamaan dalam sholat ini.

Banyak sekali dalil dalam Hadis yang menunjukkan keutamaan dari sholat dhuha dan salah satunya merupakan sarana untuk memohon ampunan dosa.

Dinyatakan dalam hadist yang sohih bahwa diantara keutamaan dari sholat dhuha, shikat ini menggantikan tugas sedekah seluruh persendian. Sholat tersebut juga menjadikan sebab Allah memudahkan urusan kita hingga akhir hari.

Berikut keutamaan dari Sholat Dhuha yang disebutkan dalam hadits sohih:

  1. sholat duha dapat mencukupi sebagai sedekah ruas tulang bani adam hal ini  telah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi was salam bersabda” pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian diantara kalian untuk bersedekah. setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu Akbar) juga sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah, tapi ini semua bisa digantikan dengan cara melaksanakan sholat dhuha sebanyak dua rokaat. (HR. Muslim) dan “ Shalat dhuha adalah wasiat khusus dari Nabi kepada Abu Hurairah dan kepada seluruh umat beliau secara umum.” (Imam Thabari)
  2. Sholat dhuha merupakan salah satu wasiat nabi kepada beberapa sahabatnya, Hurairah Anhu, beliau berkata “Nabi Muhammad SAW Mewasiatkan kepadaku untuk berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, melakukan dua rokaat sholat dhuha dan melakukan Sholat witir sebelum tidur” (HR. Muslim)
  3. Sholat dhuha merupakan salah satu cara menggugurkan dosa seperti yang telah disampaikan oleh Rosulullah ” Siapa yang membiasakan (menjaga) sholat dhuha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majah)
  4. Sholat dhuha merupakan salah satu sholat yang memiliki keutamaan yaitu tidak termasuk ke dalam golongan orang lalai dalam mencari rahmat Allah. ” Orang yang mengerjakan sholat dhuha tidak termasuk orang lalai,” (HR Al Baihaqi dan An Nasai)
  5. Sholat dhuha merupakan salah satu sholat yang memiliki keutamaan yang istimewa bagi yang melaksanakannya yakni dibangunkan Sebuah Rumah di Surga terutama bagi mereka yang rajin mengerjakan sholat dhuha maka akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini sesuai dengan isi hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam: “ Barang siapa yang shalat dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” (Shahih al-Jami’ No. 634)
  6. Berpahala Seperti Orang Pergi Haji dan Umroh Keutamaan shalat dhuha yang sebelumnya telah didahului shalat subuh berjamaah dan dzikir hingga terbit Matahari adalah seperti mendapat pahala seperti orang pergi haji dan umroh. Hal ini sesuai dengan isi hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan Anas bin Malik ra, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ” Barangsiapa melaksanakan shalat subuh berjama’ah kemudian ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga terbit Matahari, lalu ia mengerjakan shalat dua rakaat, maka ia seperti memperoleh pahalanya haji dan umroh.” (HR. Tirmidzi No. 586)
  7.  sdolat dhuha termasuk  Shalat Awwabin yaitu sholatnya orang-orang yang taat, sehingga bagi orang yang rutin mengerjakan shalat dhuha menjadikan seseorang dicatat sebagai orang-orang yang taat. Hal ini sesuai dengan isi hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan Abu Hurairah ra, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “ Tidaklah seseorang menjaga shalat sunnah dhuha melainkan ia adalah awwab (orang yang kembali taat). Sholat dhuha ini adalah shalat awwabin.” (HR. Ibnu Khuzaimah)
  8. Sholat dhuha ini memiliki salah satu keutamaan penting yakni akan dicukupkan Rezeki bagi yang mengerjakannya, Hal ini sesuai dengan isi hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits qudsi, Allah akan mencukupkan rezeki hamba-hamba-Nya yang mengerjakan sholat dhuha secara rutin “ Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad).

Sungguh luar biasa keutamaan sholat dhuha jika dilakukan secara rutin. Ini semua menunjukkan bahwa sholat dhuha sangat dianjurkan untuk dikerjakan.

Hukum Mengerjakan Sholat Dhuha

Hukum sholat dhuha adalah sunnah muakkad. Artinya hukum sunnah yang sangat dianjurkan, sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri melakukannya dan menjadikannya sebagai suatu wasiat.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu yang berkata, ” Kekasihku (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) memberikan pesan (wasiat) kepadaku dengan tiga hal yang tidak pernah aku tinggalkan hingga aku meninggal nanti. Yaitu puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha, dan tidur dalam keadaan sudah mengerjakan shalat witir.” (Muttafaqun ‘Alaih, Al-Bukhari No. 1981, Muslim No. 721)

Syarat Sah Mengerjakan Sholat Dhuha
Sebenarnya syarat sah sholat dhuha sama saja seperti sholat pada umumnya. Sebelum sholat, disyaratkan untuk suci dari hadas kecil dan hadas besar; suci badan, pakaian dan tempat dari najis; menutup aurat; mengetahui masuknya waktu sholat; dan menghadap kiblat.

Waktu Mengerjakan Sholat Dhuha
Waktu sholat dhuha berlangsung beberapa jam, dimulai sejak Matahari terbit (naik) hingga condong ke barat. Waktu sholat dhuha sendiri terbagi menjadi dua bagian:

1. Awal Waktu Sholat Dhuha

Untuk awal waktu sholat dhuha ini dimulai 20 menit setelah Matahari terbit. Ini sesuai dengan keterangan hadis yang diriwayatkan oleh ‘Amr bin ‘Abasah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “ Kerjakanlah shalat subuh kemudian tinggalkanlah shalat hingga matahari terbit, sampai matahari naik. Ketika matahari terbit, ia terbit di antara dua tanduk setan, saat itu orang-orang kafir sedang bersujud (menyembah Matahari).” (HR. Muslim)

2. Akhir Waktu Sholat Dhuha

Akhir waktu sholat dhuha ini adalah 15 menit sebelum masuk waktu sholat zhuhur.

Namun waktu terbaik atau utama mengerjakan sholat dhuha adalah di waktu yang akhir atau seperempat siang, yaitu dalam keadaan yang semakin panas. Itu sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Zaid bin Arqam.

Zaid bin Arqam melihat orang-orang mengerjakan shalat dhuha (di awal pagi). Dia berkata, “ Tidakkah mereka mengetahui bahwa shalat di selain waktu ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Shalat orang-orang awwabin (taat; kembali pada Allah) adalah ketika anak unta mulai kepanasan’.” (HR. Muslim)

Niat dan Tata Cara Sholat Dhuha Lengkap, Dengan Bacaan Doa Sesuai Sunnah
Tata cara sholat dhuha sebenarnya sama seperti shalat sunnah lain pada umumnya, yaitu shalat dua rakaat dengan satu salam. Perbedaan tata cara sholat dhuha dari shalat sunnah lainnya terletak pada bacaan niat, doa, dan waktunya.

Shalat sunnah dhuha paling sedikit dikerjakan sebanyak 2 rakaat. Namun sebagian ulama tidak membatasi. Ada yang mengatakan 12 rakaat, ada yang yang mengatakan bisa lebih banyak lagi hingga waktu dhuha habis.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri kadang mengerjakan sholat dhuha 4 rakaat. Tetapi beliau pernah melaksanakan shalat dhuha hingga 8 rakaat. Ini sesuai dengan hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berikut:

Dari Ummu Hani’ binti Abi Thalib, ” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengerjakan sholat dhuha sebanyak 8 rakaat. Pada setiap dua rakaat, beliau mengucap salam.” (HR. Abu Dawud)

Niat Sholat Dhuha
Mengucapkan niat sholat dhuha sebelum takbirotul ihram hukumnya sunnah menurut madzhab Syafi’i dan Hambali. Fungsi dari mengucap niat sholat dhuha sendiri adalah untuk mengingatkan hati sehingga lebih mantap dan khusyu’ dalam menjalankan shalatnya.

Sedangkan menurut madzhab Maliki dan Hanafi, mengucap niat sholat dhuha sebelum mengangkat tangan dan takbirotul ihram tidak disyariatkan, kecuali bagi orang yang was-was (ragu-ragu dengan niatnya).

Kedua madzhab tersebut menyebutkan bahwa niat sholat dhuha cukup dilafalkan di dalam hati saja. Karena mengucap niat sholat dhuha adalah khilaful aula (menyalahi keutamaan) dan bid’ah (tidak dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam).

Terlepas dari perbedaan tersebut, bacaan niat sholat dhuha pada umumnya adalah USHOLLI SUNNATADH DHUHAA ROK’ATAINI MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA’AN LILLAAHI TA’AALAA.

Artinya: “ Aku niat shalat sunnah dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala.”

Tata Cara Sholat Dhuha 2 Rakaat
Untuk tata cara sholat dhuha 2 rakaat adalah sebagai berikut:

Niat sholat dhuha
Takbirotul Ihram
Membaca Doa Iftitah (Sunnah)
Membaca Surah Al-Fatihah
Membaca Surah Ad-Dhuha
Ruku’ dengan tuma’ninah
I’tidal dengan tuma’ninah
Sujud dengan tuma’ninah
Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
Sujud kedua dengan tuma’ninah
Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
Membaca Surah Al-Fatihah
Membaca Surah As-Syams
Ruku’ dengan tuma’ninah
I’tidal dengan tuma’ninah
Sujud dengan tuma’ninah
Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
Sujud kedua dengan tuma’ninah
Tasyahud Akhir dengan tuma’ninah
Salam
Membaca doa sholat dhuha
Demikianlah tata cara sholat dhuha 2 rakaat. Setelah selesai mengerjakan sholat dhuha dianjurkan untuk banyak berdoa.

Tata Cara Sholat Dhuha 4 Rakaat
Bagaimana tata cara sholat dhuha 4 rakaat? Tata cara mengerjakan shalat dhuha 4 rakaat sebenarnya sama dengan yang 2 rakaat. Sholat dhuha dikerjakan dua rakaat salam, setelah itu dua rakaat salam. Begitu juga dengan shalat dhuha 8 rakaat dan seterusnya.

Doa Sholat Dhuha
Sebenarnya tidak ada doa khusus yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam setelah selesai sholat dhuha. Sehingga dalam kitab-kitab Fiqih, para ulama sama sekali tidak mencantumkan doa sholat dhuha.

Namun ada satu doa sholat dhuha yang populer dipanjatkan oleh kaum Muslim di seluruh dunia. Seperti dijelaskan sebelumnya, doa ini bukanlah berasal dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

ALLAHUMMA INNADHDHUHA-A DHUHA-UKA, WALBAHAA-ABAHAA-UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWAATUKA, WAL QUDROTA QUDROTUKA, WAL ‘ISHMATA ISHMATUKA.

ALLAHUMA INKAANA RIZQII FISSAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’SIRON FAYASSIRHU, WAINKAANA HAROOMAN FA THOHHIRHU, WA INKAANA BA’IDAN FA QORIBHU, BIHAQQIDUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDROTIKA, AATINI MAA ATAITA ‘IBAADAKASH SHOOLIHIiN.

Artinya: “ Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu dan kekuatan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang shalih”.

Doa ini dicantumkan oleh Asy Syarwani dalam Syarh Al Minhaj dan disebutkan pula oleh Ad Dimyathi dalam I’anatuth Thalibiin.

Meskipun bukan berasal dari Nabi, kita boleh saja membaca doa tersebut dan doa lainnya asalkan semua itu baik.

Demikianlah panduan niat dan tata cara sholat dhuha lengkap, dengan bacaan doa sesuai sunnah. Semoga panduan sholat dhuha ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *