Pengertian Majas Personifikasi;

berikut pembahsan lengkap Pengertian Majs Personifikasi, Ciri-ciri Majs Personifikasi, Karakteristik Majs Personifikasi, dan Contoh Majs Personifikasi.

Pada pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia banyak sekali kita kenali berbagai macam gaya bahasa atau majas.

yah, karena Majas ini sering digunakan untuk membuat karya sastra meliputi novel, cerpen, lagu, puisi dan pantun.

Bahkan ada juga penggunaan majas juga sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari untuk menekankan maksud dalam kalimat.

Salah satu majas yang sering digunakan adalah majas personifikasi, seperti apakah itu yuk simak agar anda bisa memahami majas yang satu ini Anda bisa simak ulasan detail dari artikel dibawah ini.

Pengertian Majas Personifikasi

Pengertian Majas Personifikasi adalah salah satu jenis majas perbandingan yang memberikan sifat manusia terhadap sesuatu yang bukan manusia seperti benda mati atau barang tak bernyawa, hingga makhluk dan benda alam pada umumnya maknanya sudah tertulis jelas dari kata person dari bahasa Inggris yang berarti orang atau manusia.

Dengan demikian, bisa kita garis bawahi bahwa majas personifikasi adalah gaya bahasa yang menyatakan benda mati sebagai sesuatu yang seolah-olah hidup layaknya manusia.

Pengertian Majas Personifikasi secara Etimologi

 

Pengertian majas personifikasi Jika dilihat dari segi etimologi atau bahasa, kata “personifikasi” merupakan istilah yang datang dari bahasa Yunani Kuno yakni Prosopopoeia yang Arti kata Prosopopoeia adalah memanusiakan sesuatu.

Sehingga makna dari personifikasi adalah memanusiakan atau melekatkan nilai-nilai kemanusiaan terhadap suatu benda ataupun makhluk hidup lainnya, nah untuk pengertian lengkapnya bisa disumpulkan seperti dibawah ini.

Pengertian Majas Personifikasi secara Umum

Secara umum Majas personifikasi adalah majas yang memberikan sifat kemanusiaan atau insani kepada benda mati yang sejatinya tidak memiliki sifat kemanusiaan, selain diberikan kepada benda mati, majas berjenis personifikasi juga sering diimbuhkan kepada makhluk hidup yang bukan manusia seperti tumbuhan dan hewan.

Majas berjenis personifikasi ini memberikan sifat kemanusiaan kepada hewan serta tumbuhan akan membuat makhluk hidup ini “terlihat” selayaknya manusia dengan sifat-sifat yang dimilikinya.

Majas personifikasi ini sangat sering ditemukan pada karya sastra meliputi novel, puisi, cerpen, pantun serta dalam percakapan yang bermaksud untuk menekankan suatu kalimat.

Majas ini dapat membuat pembaca atau pendengarnya jauh lebih menghargai sesuatu hal lain yang di luar diri mereka sendiri; manusia. Caranya adalah dengan mempererat rasa keterkaitan kita terhadap hal lain yang bukan manusia atau nonhuman

Majas berjenis personifikasi tergolong ke dalam jenis majas perbandingan yang digunakan untuk menyandingkan serta membandingkan sebuah objek beserta objek lainnya.

Tujuan diberikannya majas berjenis personifikasi kepada suatu benda bertujuan untuk membuat maksud yang ingin disampaikan kepada para pembaca atau pendengar lebih dapat dipahami.

Majas Personifikasi Menurut Para Ahli
Tarigan (2013, hlm. 17) mengemukakan bahwa personifikasi atau penginsanan adalah majas yang melekatkan sifat-sifat manusia atau insan kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Personifikasi adalah bahasa kiasan yang menggambarkan benda atau barang yang tidak bernyawa seolah memiliki sifat-sifat manusia.

Pokok yang digambarkan seolah-olah berwujud manusia baik tindak-tanduk, perasaan dan watak manusia.

Nurgiantoro

Nurgiantoro berpendapat bahwa majas personifikasi merupakan jenis majas yang memberikan sifat kemanusiaan pada benda mati, sifat yang diberikan sebenarnya hanya dimiliki manusia, sehingga majas ini juga sering disebut sebagai masa pengorangan.

Sifat-sifat manusia yang dialihkan ke benda atau makhluk yang bukan manusia tersebut meliputi sifat, tingkah laku, karakter, ciri fisik, perasaan ,pikiran, verbal, nonverbal, dsb. Dalam personifikasi terdapat persamaan sifat antara benda mati dan manusia.

Namun sifat tersebut sebetulnya memiliki perbandingan yang sangat kontras pula. Sehingga majas ini dapat dipandang sebagai majas yang berdasar pada sifat perbandingan dan persamaan.

Keraf

pengertian majas personifikasi menururt keraf beliau mengungkapkan bahwa personifikasi adalah bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati tau barang-barang yang tidak bernyawa seolah memiliki sifat-sifat manusia.

Ciri-Ciri Majas Personifikasi

Setiap majas atau gaya bahasa dalam khazanah sastra Bahasa Indonesia memiliki karakteristik yang membedakannya dengan jenis majas lainnya.

Ada 3 setidaknya karakteristik utama dalam sebuah majas berjenis personifikasi yang membedakannya dengan majas lainnya, diantar lain adalah:

  1. Penggunaan pilihan kata yang biasanya dilekatkan pada manusia kepada benda selain manusia seperti hewan, tumbuhan atau benda mati untuk membuat suasana kemanusiaan terhadap benda tersebut
  2. Penggunaan gaya bahasa personifikasi ditujukan untuk dapat menggambarkan suatu kondisi dengan citra yang lebih konkret atau nyata ketimbang gambaran biasa
  3. Penggunaan lain dari gaya bahasa personifikasi adalah sebagai pembanding antara makhluk hidup selain manusia serta benda mati agar tampak seolah benda mati dan makhluk hidup ini memiliki perilaku seperti manusia.

Karakteristik Personifikasi

Kecenderungan untuk menggunakan majas personifikasi hadir karena terdapat sekat atau batasan antara manusia dan hal yang bukan. Personifikasi bekerja dengan cara menghilangkan batasan tersebut agar manusia dapat menghayati atau mengapresiasinya dengan lebih baik.

Pada dasarnya manusia adalah makhluk peniru. Sehingga, hal pertama yang akan dilakukan oleh manusia adalah mengapresiasi orang lain yang ada di sekitarnya; manusia.

Jauh lebih mudah untuk menghayati keindahan alam bagi orang yang kurang sensitif terhadap keindahannya jika kita mengibaratkan bahwa alam tampak seperti manusia.

Angin berbisik, nyiur melambai, tatapan tajam kamera, memberikan nuansa yang lebih kuat terhadap persepsi kita sebagai manusia untuk menyadari dan menghargai keberadaan hal di luar manusia.

Hasilnya adalah gaya bahasa yang mampu membuka mata dan menghanyutkan kita terhadap berbagai keindahan yang selama ini ditutupi oleh batasan diri kita sebagai manusia yang cenderung lebih memperhatikan manusia lainnya sebagai bandingan.

Rasa kepemilikan juga akan jauh lebih dirasakan ketika majas ini digunakan. Benda sehari-hari yang selama ini hanya kita rasakan manfaatnya tampak lebih jelas dari biasanya.

Radio terasa membangkitkan nostalgia, takjub kembali akan kecanggihan komputer, hingga lebih menghargai keindahan alam dan membangkitkan keinginan untuk terus menjaganya.

 

Contoh Majas Personifikasi dan Artinya

Untuk memudahkan Anda sebagai pembaca dalam memahami gaya bahasa personifikasi ini, Anda dapat melihat dari beberapa contoh berikut supaya bisa memahami dan maksud penggunaannya.

  1.  Hari yang baru telah tiba dan pelangi di atas langit telah muncul tersenyum padaku (Arti: Seseorang yang terus berpikir optimis dalam menjalani hari yang baru)
  2.  Saat berjalan di pertokoan pusat kota, aku melihat beragam baju berjejer terus menggodaku untuk menghampirinya. (Arti: Seseorang mengungkapkan keinginannya yang sangat besar untuk memiliki baju-baju baru yang dipampang di etalase toko)
  3.  Suasana saat ini gelap dan sepi mencekam. Hanya ada tubuhku saja yang diam sendiri dipeluk oleh gelapnya malam. (Arti: Seseorang mengungkapkan perasaannya yang begitu sedih dan merasa seolah tidak ada orang lain lagi yang memahami atau menemani dirinya. Selain itu, makna gaya bahasa ini juga bisa berarti bahwa orang tersebut sendirian di malam hari tanpa ada suara sedikitpun di sekitarnya).
  4.  Waktu berjalan sangat cepat hingga aku merasa tak sanggup lagi untuk sekedar menghirup udara dan mengeluarkannya dari saluran pernapasan. (Arti: waktu yang berjalan cepat bisa berarti waktu yang cepat berlalu. Majas ini biasa digunakan oleh seseorang yang seolah telah kehabisan waktu karena sedang dikejar oleh tugas penting atau karena kondisi tertentu.)
  5.  Tadi pagi aku terbangun saat kulihat cahaya matahari mengintip di balik jendela kamar sehingga aku harus bangun. (Arti: Cahaya matahari yang mengintip dari balik jendela kamar menunjukkan waktu menjelang pagi hari atau sekitar pukul 5 pagi hingga setengah 6 pagi waktu Indonesia saat matahari mulai tampak di ufuk)
  6.  Telah lebih dari tiga jam petugas pemadam kebakaran bekerja bertarung melawan api yang berkobar di sekitar lokasi kebakaran (Arti: Di dalam gaya bahasa ini digambarkan seolah pemadam kebakaran harus “bertarung” melawan api yang sejatinya adalah benda mati. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kebakaran tersebut sangat hebat hingga pemadam kebakaran harus bekerja keras).
  7.  Ayah bekerja keras sepanjang malam di jalanan hanya ditemani oleh bulan serta bintang di langit (Arti: Bulan dan bintang sejatinya adalah benda mati yang tidak memiliki perilaku “menemani”. Disandingkannya kata menemani pada benda mati seperti bulan serta bintang menunjukkan bahwa sang ayah bekerja sepanjang malam sendirian tanpa orang lain kecuali bulan serta bintang di langit).
  8.  Salah satu wilayah di Sukabumi, Jawa Barat sedang ditimpa oleh bencana air bah yang menyapu ratusan rumah yang dilewatinya (Arti: Sifat “menyapu” adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia yakni perilaku membersihkan suatu tempat menggunakan alat bernama sapu. Namun pada kalimat ini kata menyapu digunakan untuk menggambarkan betapa air banjir menghancurkan setiap rumah yang dilewati).
  9.  Aku melihat seorang wanita berdiri seorang diri di tepi pantai ditemani oleh angin malam yang menggoda rambut serta wajahnya (Arti: Kata “menggoda” sebenarnya dinisbatkan pada perilaku manusia. Namun kata menggoda pada kalimat tersebut digunakan untuk menggambarkan angin malam yang terus berhembus mengenai rambut serta wajah sang wanita).
  10. Sudah dua jam lebih pemadam kebakaran bertarung melawan api di lokasi kebakaran.

    Sudah diketahui bersama bahwasanya api merupakan benda mati. Namun bagaimana bisa seorang pemadam kebakaran bertarung melawan api. Tentunya hal tersebut hanyalah sebuah kiasan agar kalimat menjadi lebih hidup.

    11. Bulan dan bintang akan terus menemani perjalanan malam ini.

    Bulan dan bintang merupakan bintang mati. Dalam majas personifikasi ini bulan bintang diberikan sifat manusia yang bisa menemani.

    12. Tarian daun berguguran begitu indah dilihat saat senja seperti ini.

    Bagaimana mungkin sebuah daun bisa menari. Hal tersebut hanyalah majas personifikasi untuk menggambarkan tentang keindahan suasana senja.

    13. Karang besar itu menghalangi ombak yang berlarian menuju pantai

    Ombak yang berlarian merupakan bentuk dari majas personifikasi, karena terdapat pemilihan kata yang memberikan sifat benda mati seolah-olah menjadi hidup layaknya manusia.

    14. Gugusan pulau semakin tahun berkurang terkikis oleh hantaman ombak setiap hari

    Terkikis oleh hantaman ombak merupakan bentuk majas personifikasi. Yang memberikan sifat kepada ombak layaknya manusia yang bisa mengikis.

    15. Terlihat awan mulai murung, bertanda hari akan hujan

    Kalimat awam mulai murung merupakan bentuk majas personifikasi. Hal ini menunjukkan adanya pemberian sifat kepada benda mati kepada benda hidup layaknya manusia.

    16. Di daerah lereng kabut tebal juga dingin menyelimuti desa ketika pagi menjelang

    Kalimat kabut tebal juga dingin menyelimuti merupakan bentuk majas personifikasi. Hal ini menunjukkan adanya pemberian sifat kepada benda mati kepada benda hidup layaknya manusia.

    17. Langit ikut melindungi para pengunjuk rasa pada 411 kemarin

    Langit merupakan benda mati. Namun dalam kalimat digambarkan seolah-olah langit bisa berperilaku seperti manusia yang mampu melindungi. Kalimat tersebut merupakan bentuk majas personifikasi. Hal ini menunjukkan adanya pemberian sifat kepada benda mati kepada benda hidup layaknya manusia.

    18. Motor tua ini mulai terbatuk batuk ketika dipakai untuk perjalanan jauh.

    Bagaimana mungkin sebuah motor bisa batuk-batuk layaknya manusia. Hal ini hanyalah sebuah penggambaran tentang kondisi motor tua yang sudah tidak kuat untuk bisa digunakan dalam perjalanan jauh.

    19. Uang dua ribu ini menyelamatkannya dari rasa lapar yang mendera

    Uang merupakan benda mati, namun dalam kalimat di atas digambarkan bahwa uang tersebut mampu menyelamatkan kelaparan layaknya seorang manusia yang bisa menyelamatkan. Kalimat tersebut merupakan bentuk majas personifikasi. Hal ini menunjukkan adanya pemberian sifat kepada benda mati kepada benda hidup layaknya manusia.

    20. Sungguh tutur katanya menusuk hati membuat aku terluka

    Tutur kata seharusnya tidak bisa membuat terluka karena merupakan benda mati. Namun dalam kalimat di atas diberikan sebuah sifat layaknya manusia yang bisa melakukan sebuah tusukan hingga bisa melukai seseorang.

    21. Suara Kakek menyadarkanku dari lamunan panjang masa mudanya

    Kalimat tersebut merupakan bentuk majas personifikasi. Hal ini menunjukkan adanya pemberian sifat kepada benda mati kepada benda hidup layaknya manusia.

    22. Narkoba dan Obat terlarang telah membunuh jutaan korbannya

    Obat merupakan benda mati namun dalam kalimat diatas diberikan sifat yang bisa dilakukan layaknya manusia. Yaitu bisa membunuh. Hal ini hanyalah sebuah gambaran tentang bahasa narkotika yang dapat mengakibatkan overdosis dan kematian.

    23. Materi kalkulus telah masuk di kepalaku

    Kalimat tersebut merupakan bentuk majas personifikasi. Hal ini menunjukkan adanya pemberian sifat kepada benda mati kepada benda hidup layaknya manusia.

    24. Smartphone telah menghipnotis para penggunanya

    Smartphone merupakan benda mati. Namun dalam kalimat di atas disebutkan bahwa smartphone mampu menghipnotis. Padahal hipnotis merupakan tindakan yang dilakukan oleh manusia.

    25. Perahu nelayan melaju kencang membelah lautan bergegas pulang

    Perahu merupakan benda mati. Dalam majas personifikasi perahu diberikan sifat layaknya manusia yang bisa melaju atau berlari.

    26. Skripsi menyadarkanku dari rasa malas berkepanjangan

    Kalimat di atas merupakan salah satu contoh penerapan majas personifikasi dalam sebuah kalimat. Terbukti dengan adanya pemberian sifat kepada benda mati yang seolah-olah bernyawa dan berperilaku seperti manusia. Seperti skripsi yang merupakan benda mati bisa menyadarkan layaknya manusia.

    27. Siapa kira siang ini mentari begitu ceria, dibandingkan tadi pagi

    Mentari begitu ceria merupakan bentuk dari majas personifikasi.dimana mentari merupakan benda mati yang diberikan sifat ceria layaknya seorang manusia.

    28. Sepi, gelap mencekam, hanya tersisa tubuh yang dipeluk malam, menggigil kedinginan.

    Dipeluk malam merupakan bentuk kalimat dari majas personifikasi. Dimana malam merupakan benda mati namun bisa melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia seperti memeluk. Tentunya hal tersebut hanyalah sebuah penggambaran belaka.

    29. Hari ini satu harapku, pelangi akan muncul tersenyum padaku.

    Pelangi muncul tersenyum merupakan contoh dari majas personifikasi. Dimana pelangi merupakan benda yang tidak bernyawa namun diberikan sifat yang biasa dilakukan oleh benda yang memiliki nyawa layaknya manusia, yaitu tersenyum.

    30. Dompet mulai berbisik meminta untuk segera diisi.

    Dompet berbisik merupakan bentuk majas personifikasi. Hal ini terjadi karena pemilihan kata yang memberikan sifat kepada benda yang tidak bernyawa dapat berperilaku layaknya benda yang bernyawa atau manusia.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *