HAKIKAT BAHASA, KONSEP DASAR BAHASA INDONESIA

HAKIKAT BAHASA, KONSEP DASAR BAHASA INDONESIA

bahsa dan berbahasa adalah sebuah hal yang sangat berbeda, definisi bahasa secara umum adalah bahasa merupakan kemampuan manusia untuk berkomuniksi dengan manusia lainnya, secara umum berupa tanda , misalnya kata dan gerakan.

berbeda dengan berbahasa, definisi berbahasa secara umum adalah sebuah proses pencapaian dalam sebuah komunikasi manusia.

 

 

1) Hakikat Bahasa
“Para pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa sebagai” satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbirtrer”, yang kemudian lazim di tambah dengan “ yang di gunakan sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi dan mengidentifikasikan diri”. (Chaer, 1994) bagian utama dari definisi diatas menyatakan hakikat bahasa itu, dan bagian tambahan menyatakan apa fungsi bahasa itu.

Bagian pertama dari defiisi diatas menyatakan bahwa bahasa itu adalah suatu sistem, sama dengan sistem-sistem yang lain, yang sekaligus bersifat sistematis dan bersifat sistemis. jadi, bahasa itu merupakan suatu sistem tunggal melainkan dibangun oleh jumlah subsistem (subsistem fonologi, sintaksis, dan leksikon).

Sistem yang di gunakan bahasa adalah sistem lambang, sama dengan sistem lambang lalu lintas, atau lambang lainnya. Hanya,sistem lambang bahasa ini berupa bunyi, bukan gambar atau tanda lain; dan bunyi adalah bunyi bahasa yang dilahirkan oleh alat ucap manusia.

baca juga PENGERTIAN KALIMAT, JENIS LENGKAP dan CONTOHNYA

proses bahasa
berbahasa

Sama dengan sistem lambang lain, sistem lambang bahasa ini juga bersifat arbirtrer. Artinya, antara lambang berupa bunyi itu tidak memiliki hubungan wajib dengan konsep yg di lambangannya.

Konsep linguistik deskriptif tentang bahasa itu tidak lengkap, sebab bahasa bukan hanya alat interaksi sosial, melainkan juga memiliki fungsi dalam berbagai bidang lain. Itulah sebabnya mengapa psikologi, antropologi, etnologi, neurologi, dan filologi juga menjadikan bahasa sebagai salah satu objek kajiannya dari sudut atau segi yang berbeda-beda.

2) Asal-Usul Bahasa
F.B. Condillac seorang filsuf bangsa perancis berpendapat bahwa bahasa itu berasal dari terikan-teriakan dan gerak-gerik badan yang bersifat naluri yang dibangkitkan oleh perasaan atau emosi yang kuat. Teriakan-teriakan ini berubah menjadi bunyi-bunyi yang bermakna, dan yang lama kelamaan semakin panjang dan rumit.

bahasa
asal muasal bahasa

Von Schlegel, seorang ahli filsafat bangsa jerman, berpendapat bahwa bangsa-bangsa yang ada didunia tidak mungkin bersumber dari satu bahasa. asal-Usul bahasa itu sangat berlainan tergantung pada faktor-faktor tumbuhnya bahasa itu.

Ada bahasa yang lahir dari onomatope, ada yang lahir dari kesadaran manusia, dan sebagainya. Namun dari mana pun asalnya menurut Von Schlegel akal manusialah yang membuatnya sempurnah.

Brooks (1975) memperkenalkan satu teori mengenai asal-usul bahasa yang sejalan dengan perkembangan psikolinguistik dewasa ini. Menurut brooks bahasa itu lahir pada waktu yang sama dengan kelahiranmanusia.

Berdasarkan penemuan antropologi, arkeologi, biologi, dan sejarah purba, manusia, bahasa dan kebudayaan secara bersamaan lahir dibagian tenggara Afrika kira-kira dua juta tahun yang lalu.

3) Fungsi-fungsi bahasa
Fungsi bahasa, adalah bahasa itu adalah alat interaksi sosial, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan (Chaer, 1995).

Dalam hal fungsi bahasa,Wardhaugh juga mengatakan bahwa fungsi bahasa adalah alat komunikasi manusia, baik lisan maupun tulisan Wardhaugh (1972) seorang pakar sosiolinguistik .

Namun, fungsi ini sudah mencakupi lima fungsi dasar yang menurut Kinneavy disebut fungsi ekspresi, fungsi informasi, fungsi eksplorasi, fungsi persuasi, dan fungsi entertaimen. (michel 1967: 51.)

fungsi informasi merupakan sebuah fungsi untuk menyampaikan pesan dan amanat kepada orang lain. Fungsi eksplorasi adalah penggunaan bahasa untuk menjelaskan suatu hal, perkara dan keadaan.

Fungsi persuasi adalah penggunaan bahasa yang bersifat mempengaruhi atau mengajak orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu secara tidak baik-baik. Yang terakhir fungsi entertaimenn adalah penggunaan bahasa dengan maksud menghibur, menyenangkan, atau memuaskan perasaan batin.

4) Struktur Bahasa
Dalam setiap analisis bahasa ada dua buah konsep yang perlu di pahami,yaitu, struktur dansystem. Struktur menyangkut masalah hubungan antara unsur-unsur di dalam satuan ujaran.

Misalnya, antara fonem dengan fonem dalam kata, antara kata dengan kata di dalam frase, atau juga antara frase di kalimat. Sedangkan system berkenaan dengan hubungan antara unsur-unsur bahasa pada satuan ujaran yang lain.

Fakta bahwa predikat terletak di belakang subjek dalam bahsa Indonesia adalah masalah struktur, sedangkan fakta adanya verbal aktif dan verba pasif adalah masalah system (Chier, 1994).

 Tata Bahasa
Di kotomi kompetensi dan performansi sangat penting di dalam sosiolinguistik. Kompetensi yang merupakan “pengetahuan” seseorang akan bahasanya, memungkinkan disa dapat melakukan performasi atau pelaksanaan bahasa itu juga berupa memahami kalimat-kalimat yang di dengar (pelaksanaan produktif) dari bahasanya.

Menurut lingguistik generatif transformasi, kompotensi itu, yang berupa pengetahuan seseorang akan tata bahasanya “dinuranikan” oleh orang sejalan dengan proses pemerolehan bahasa.

Menurut teori linguistik generatif-transformasi setiap tata bahasa suatu bahasa terdiri dari tiga buah komponen, yaitu komponen fonologi, komponen sintaksis, dan komponen semantik.

 Struktur-Dalam dan Struktur-Luar
Menurut linguistik generative transformasi setiap kalimat yang kita lahirkan mempunyai dua struktur, yaitu struktur-dalam dan struktur-luar.

Yang di maksud dengan struktur dalam adalah struktur kalimat itu secara abstrak yang berada di dalam otak penutur sebelum kalimat itu di ucapkan.

Sedangkan yang di maksud dengan struktur luar adalah struktur kalimat itu ketika di ucapkan yang dapat kita dengar. Jadi, bersifat kongkret. Menurut teori ini di dalam otak kita terdapat satu peringkat representasi yang abstrak untuk kalimat yang kita lahirkan.

Komponen Tata Bahasa
Setiap tata bahasa menurut linguistik generative transformative, di bangun oleh tiga buah komponen yaitu komponen sintaksis, komponen semantik, dan komponen fonologi.

Sintaksis merupakan sentral dalam pembentukan kalimat, disamping komponen sematik dan komponen fonologi. Sintaksis adalah urutan dan organiasasi kata-kata (leksikon) yang membetuk frase atau kalimat dalam suatu bahasa menurut aturan atau rumus dalam bahasa itu.

Tugas utama komponen sintaksis adalah menentukan hubungan antara pola –pola bunyi bahasa itu dengan makna-makannya dengan cara mengatur urutan kata-kata yang membentuk frase atau kalimat itu agar sesuai dengan makna yang diiningikan oleh penuturnya.

Untuk menghasilkan kalimat gramatikal dan berterima secara semantik, teori linguistik geraratif transformasi standar mengajukan teori fitur-fitur semantik (semanticfeatures)atau disebut juga penanda semantik (semantics marker).

Teori ini mengosumsi bahwa setiap kata memiliki sejumlah fitur semantik yang membentuk keseluruhan makna kata itu. Pengenalan fitur-fitur sematik ini sebenarnya juga telah ternuranikan oleh setiap penutur suatu bahasa sebagai bagian dari komponen bahasanya.

Fonologi adalah sistem bunyi suatu bahasa. Komponen fonologi ini, sebagai komponen ketiga dalam tata bahasa generatif trnsformasi memiliki rumus-rumus fonologi yang yang bertugas mengubah struktur-luar sintaksis menjadi representasi fonetik yaitu bunyi-bunyi bahsa yang kita dengar yang diucap oleh seorang penutur.

5) Proses Berbahasa
Berbahasa merupakan salah satu  kemampuan manusia, sama dengan kemampuan  untuk  berfikir, bercakap-cakap, bersuara ataupun bersiul.

berbahasa
proses berbahasa

jika di artikan lebih spesifik lagi, berbahasa merupakan kegiatan dan proses memahami dan menggunakan isyarat komunikasi yang di sebut bahasa.

Berbahasa merupakan gabungan berurutan antar dua proses yaituproses produktif dan proses reseptif.

Proses produktif berlangsung pada diri pembicara yang menghasilkan kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna.

Sedangkan proses reseptif berlangsung pada diri pendengar yang menerima kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna yang di sampaikan oleh pembicara melalui alat-alat artikulasi dan di terima melalui alat-alat pendengar.

Proses rancangan berbahasa produktif dimulai dengan enkode semantik, yakni proses penyusunan konsep, ide atau pengertian. Dilanjutkan dengan enkode gramtikal yakni penyusunan konsep atau ide itu dalam bentuk satuan gramtikal.

Selanjutnya diteruskan dengan enkode fonologi, yakni penyusunan unsur bunyi dari kode itu.

Proses enkode ini terdapat dalam otak pembicara, kecuaili representasi fonologinya yang terjadi di dalam mulut, dilakukan oleh alat-alat bicara atau alat artikulasi.

Proses dekode dimulai dengan dekode fonologi, yakni penerimaan unsur-unsur bunyi itu melalui telinga pendengar. Kemudian dilanjutkan dengan proses dekode gramatikal, yakni pemahaman bunyi itu sebagai satuan grmatikal.

Lalu diakhiri dengan dekode semantik, yakni pemahaman akan konsep-konsep atau ide-ide yang dibawah oleh dekode tersebut. Di antara proses enkode dan dekode terjadilah proses transmisi, berupa pemindahan atau pengiriman kode-kode bahasa, atau bahasa saja.

Proses transmisi ini terjadi antara mulut pembicara sampai ke telinga pendengar. Proses berbahasa produktif dan proses berbahasa reseptif dapat dianalisis dengan pedekatan perilaku (behaviorisme)dan pedekatan kognitif.

Tampaknya dalam riteratur psikolinguistik aspek reseptif lebih banyak disorot dan dibicarakan oleh para pakar psikolinguistik (Parera 1996). Aspek reseptif berbahasa dengan berbagai eksperimen memang mudah dikenali dari pada aspek produktif .

Proses produktif dimulai dengan tahap pemuculan ide, gagasan perasaan, atau apa saja yang ada dalam pemikiran seorang pembicara. Tahap ini sering disebut tahap idealisasi, yang selanjutnya disambungkan dengan tahap perancangan, yakni tahap pemilihan bentuk-bentuk bahasa untuk mewadahi gagasan, ide atau prsaan yang akan disamapaikan .

peracangan ini meliputi komponen bahasa sintaksis, semantik, dan fonologi.berikutnya dalah tahap pelaksanaan. Pada tahap ini secara psikologi orang melahirkan kode verba atau secara linguistik orang melahirkan ujaran arus.

Proses reseptif diawali dengan tahap rekognisi atau pengenalan akan arus ujaran yang disampaikan. Mengenal (rekognisi) berarti menimbulkan kembali kesan yang pernah ada.

Tahap indetifikasi, yaitu proses mental yang membedakan bunyi yang kontrastif, frase, kalimat, teks, dan sebagainya. Setelah tahap identifikasi dilalui, maka sampailah pada tahap pemahaman, sebagai akhir dari suatu bahasa.

sekian dan terima kasih SEMOGA BERMANFAAT, jangan lupa baca artikel lainnya di situs ini…

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *