Bacaan Tahlil – Sebagian besar warga negara indonesi selalu melaksanakan acara tahlilan, atau kumpulan orang yang berdoa untuk memohon kepada Allah supaya umat islam, terutama keluarga besar yang sudah gugur mendahului kita supaya diampuni dosanya, diterima amalnya dan dimasukan kedalam syurganya Allah SWT.
Pada umumnya acara tahlilan tersebut dilaksanakan sehari setelah ada saudara muslim mereka yang meninggal dunia selama kurang lebih 7 hari jika dipulau jawa memakai islilah tahlih 7 harian.
Seperti halnya ibadah-ibadah lainnya sebelum dan/atau sesudah selesai maka dilanjutkan dengan membaca doa begitu juga ketika kita membaca tahlil dibawah ini bacaan doa setelah tahlil secara lengkap kami share pada halaman ini.
Tahlilan sendiri umumnya diisi dengan pembacaan dzikir dan juga surat Yasin. seperti yang kita ketahui bersama dzikir sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas iman seseorang dan membuat seorang hamba lebih dekat kepada Allah SWT. Berikut ini bacaan tahlil lengkap dengan tulisan arab, latin, dan juga terjemahannya.
Daftar Pembahasan
PENGERTIAN TAHLIL
Tahlil secara etimolOgis (pengertian bahasa) adalah membaca lafadz la ilaha ill-Allah (لاإله إلا الله). Dalam istilah sosio-kultural di Indonesia, tahlil adalah suatu acara seremoni sosial keagamaan untuk memperingati dan sekaligus mendoakan orang yang meninggal.
Tahlil berasal dari kata hallala yuhallilu tahlilan yang artinya membaca kalimat la ilaha illallah : tiada Tuhan selain Allah maksud tahlil di sini adalah membaca serangkaian surat-surat Al-Qur’an, ayat-ayat pilihan, dan kalimat-kalimat zikir pilihan (termasuk di dalamnya membaca la ilaha illallah) dengan meniatkan pahalanya untuk para arwah dan ditutup dengan do’a.
hadis yang menjelaskan tahlil :
Seutama-utama zikir adalah la ilaha illallah (kalimat tahlil). Dan seutama-utama zikir yang aku dan juga para nabi sebelumku mengucapkan kalmat la ilaha illallah. Ia adalah kalimat tauhid dan kalimat kemurnian dan keesaan Allah. Ia juga asma Allah yang teragung. (HR. Imam At-turmudzi, an-Nasa’I, Ibnnu Majjah, dan Al-Hakim).
MANFAAT BACAAN TAHLIL
Tahlilan dan doa bersama tersebut sangat bermanfaat, berdasarkan banyak dalil, antara lain hadits berikut ini:
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ اْلأَنْصَارِيِّ، قَالَ: خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا إِلَى سَعْدِ بْنِ مُعَاذٍ حِينَ تُوُفِّيَ، قَالَ: فَلَمَّا صَلَّى عَلَيْهِ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَوُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَسُوِّيَ عَلَيْهِ، سَبَّحَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَسَبَّحْنَا طَوِيلاً، ثُمَّ كَبَّرَ فَكَبَّرْنَا، فَقِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، لِمَ سَبَّحْتَ؟ ثُمَّ كَبَّرْتَ؟ قَالَ: ” لَقَدْ تَضَايَقَ عَلَى هَذَا الْعَبْدِ الصَّالِحِ قَبْرُهُ حَتَّى فَرَّجَهُ اللهُ عَنْهُ ”
Sahabat Jabir bin Abdullah radhiyallaahu ‘anhu berkata: “Pada suatu hari kami keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menuju Sa’ad bin Mu’adz ketika meninggal dunia. Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menshalatinya, ia diletakkan di dalam kubur, dan kemudian diratakan dengan tanah, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca tasbih, dan kami membaca tasbih dalam waktu yang lama. Baginda membaca takbir dan kami membaca takbir pula. Kemudian baginda ditanya: “Wahai Rasulullah, mengapa engkau membaca tasbih, kemudian membaca takbir?” Baginda menjawab: “Sungguh kuburan hamba Allah yang shaleh ini benar-benar menghimpitnya, (maka aku membacanya) sehingga Allah melepaskannya dari himpitan itu.”
Hadits riwayat Ahmad dalam al-Musnad [14873, 15029], al-Hakim al-Tirmidzi dalam Nawadir al-Ushul [325], al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir [5346], dan al-Baihaqi dalam Itsbat ‘Adzab al-Qabr [113]. Hadits di atas shahih dan sanadnya bernilai hasan. Dalam riwayat lain disebutkan:
عَنْ جَابِرٍ قَالَ، لَمَّا مَاتَ سَعْدٌ شَهِدَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَنَازَتَهُ فَجَلَسَ عَلىَ الْقَبْرِ فَقَالَ: لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ ، سُبْحَانَ اللهِ، ثُمَّ قَالَ: هَذَا الْعَبْدُ الصَّالِحُ لَقَدْ ضُيِّقَ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى خَشِيْتُ أَنْ لاَ يُوَسَّعَ عَلَيْهِ ثُمَّ وُسِّعَ عَلَيْهِ
“Sahabat Jabir berkata: “Ketika Sa’ad bin Mu’adz meninggal dunia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadiri jenazahnya, lalu duduk di atas kuburnya, lalu berkata: “Laa ilaaha illallaah, subhaanallaah”. Kemudian bersabda: “Hamba yang shaleh ini benar-benar telah dihimpit oleh kuburnya, sehingga aku khawatir tidak akan dilapangkan baginya. Tetapi kemudian dilapangkan baginya.”
Hadits tersebut diriwayatkan oleh al-Hakim al-Tirmidzi dalam Nawadir al-Ushul, juz 1 hlm 238-239, terbitan Dar al-Minhaj, dengan sanad yang dha’if. Tetapi substansi dari hadits tersebut shahih dan populer.
Beberapa pesan dalam hadits tersebut:
1) Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca tasbih dan takbir bersama para sahabat dalam waktu yang lama ketika pemakaman sahabat Sa’ad bin Mu’adz, hingga akhirnya Allah melepaskan himpitan alam kubur kepada beliau. Dalam riwayat lain, membawa tahlil dan tasbih.
2) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat membacanya secara bersama-sama, atau secara berjamaah.
3) Dengan demikian, berarti bacaan tasbih dan takbir di atas kuburan seseorang dapat meringankan beban dan kesulitan yang dihadapinya di alam kubur. (Lihat, al-Imam al-Suyuthi, Syarh al-Shudur dan al-Imam al-Laqqani dalam al-Zahr al-Mantsur, hlm 234).
4) Hadits di atas diamalkan oleh kaum Muslimin dengan membaca Surah Yasin dan Tahlilan bersama ketika ziarah ke makam para wali, ulama dan keluarga. Meskipun bacaan dalam hadits di atas terbatas pada tasbih dan takbir, akan tetapi al-Qur’an dan bacaan-bacaan lainnya dapat dilakukan berdasarkan dalil qiyas yang shahih.
5) Hadits di atas menjadi dalil anjuran membaca bacaan dzikir di atas kuburan untuk meringankan beban orang yang mati di alam kubur. Dzikir tersebut seperti al-Qur’an, tasbih, takbir, tahmid, tahlil, shalawat dan lain-lain.
Pandangan umum ulama
Secara umum Para ulama telah sepakat bahwa sampainya kiriman pahala sedekah atas nama orang yang telah meninggal.
Seperti yang telah disebutkan dalam hadis-hadis yang sahih di antaranya;
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أُمِّي افْتُلِتَتْ نَفْسُهَا وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ فَهَلْ لَهَا أَجْرٌ إِنْ
تَصَدَّقْتُ عَنْهَا قَالَ نَعَم
Dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha bahwa ada seorang laki-laki berkata, kepada Nabi ﷺ : “Ibuku meninggal dunia dengan mendadak, dan aku menduga seandainya dia sempat berbicara dia akan bershadaqah. Apakah dia akan memperoleh pahala jika aku bershadaqah untuknya (atas namanya)?”. Beliau menjawab: “Ya, benar”. (HR. Bukhari )
Imam Muslim juga meriwayatkan hadis yang semisal di dalam kitab sahihnya pada bab;
وصول ثواب الصدقات إلى الميت.
Sampainya pahala sedekah kepada mayit.
tahlilan menurut islam
Islam tentunya agama yang mengayomi semua lapisan baik yang kaya maupun yang miskin . Jika si kaya mampu bersedekah dengan hartanya, tentu si miskin pun ada cara agar mereka juga bisa bersedekah. Seperti yang di jelaskan dalam hadist yang sahih. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةً
Sesungguhnya pada setiap kalimat tasbih adalah sedekah, setiap kalimat takbir adalah sedekah, setiap kalimat tahmid adalah sedekah, setiap kalimat tahlil adalah sedekah,.(HR. Muslim)
Tidak dipungkiri lagi bahwa bacaan kalimat tasbih, takbir, tahmid dan tahlil merupakan salah satu bentuk sedekah. Dalam Al-Quran disebutkan:
وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلاً
Amalan-amalan yang kekal lagi saleh (al-baqiyatus salihat) adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (QS. Al-Kahfi: 46)
KEUTAMAAN BACAAN TAHLIL
Di dalam bacaan tahlil terdapat banyak keutamaan, bias dilihat dari tahapan-tahapan bacaan dalam tahlil. Diantara keutamaannya adalah :
1. Membaca ila hadhrah, merupakan ikrar atau niat, kepada siapa pahala tahlil itu dialamatkan
Selain itu juga ada maksud do’a permohonan kepada Allah Swt agar semua arwah atau orang yang disebutkan itu memperoleh atau menerima pahala dari bacaan tahlil.
Sedangkan bacaan al- Fatihah yang dibaca setelah ila hadhrah, selain ditujukan pahalanya kepada arwah atau orang yang dimaksud, juga melandasi terkabulnya do’a yang dibaca.
2. Membaca surat Al-ikhlas, di dalam membaca surat Al-Ikhlas terdaat keistimewaan.
a. Menurut Syeh Muhammad Imaroh dalam kitabnya al-Fath al-Jadid bahwa pahala membaca surat al-ikhlas satu kali sama juga dengan membaca sepertiga Al-Qur’an.
b. Adanya keterkaitan langsung antara bacaan surat Al-Ikhlas dengan pengiriman/penghadiahan pahalanya bagi orang-orang yang telah meninggal.
3. Membaca surat Al-Falaq dan Annas, kedua surat ini dikenal dengan al-Muawwidzatain. Kedua ayat tersebut keutamaan dan keagungannya tidak memiliki bandingannya sama sekali.
4. Membaca Surat Al-Fatihah, memiliki empat keutamaan :
a. Dibuka pintu kebaikan dan dihilangkan segala kesusahan,
b. Dapat menyembuhkan penyakit,
c. Mendapat rizqi yang banyak, dan
d. Memperoleh apa yang diinginkan.
5. Membaca permulaan Surat Al-Baqoroh : 1-5 (alif lam mim). Keutamaannya dapat diketahui dalam sabda nabi SAW :
Artinya :
Janganlah kamu jadikan rumahmu seperti kuburan. Sesungguhnya setan itu lari dari rumah yang di dalamnya dibaca surat al-Baqarah. (HR. Imam Muslim dan at-Turmudzi).
Dan yang membacanya sebagai ahli surga.
6. Membaca Surat Al-Baqarah : 163 (Ayat Kursi). Surat ini termasuk Ismu Allah yang teragung.
a. Yang merupakan penghulu semua ayat yang ada di dalam Al-Qur’an dan apabila dibacakan dapat mengusir setan dari rumah.
b. Dan bagi yang membanya setiap setelah shalat dijamin masuk surga. Ia tinggal menunggu sampai kematian.
7. Membaca surat Al-Baqarah : 284-286. Keutamaannya sesuai dengan sabda Nabi SAW :
Artinya :
Aku diberi Allah ayat-ayat penutup Surat Al-Baqarah dari perbendaharaan di bawah Arsy, suatu pemberian yang tak pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelum aku. (HR. Imam Ahmad dari Abu Dzar – Kitab Tafsir Ibnu Katsir, I/341).
8. Keutamaan bacaan Tahrim, Tabaruk dengan QS. Hud : 73 dan QS. Al-Ahzab : 33.
a. Tarhim
Seperti sabda Nabi SAW :
Artinya : Sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang ditugas yang ditugaskan khusus kepada orang yang mengucapkan ya arhama ar-rahimin. Maka barang siapa mengucapkan tarhim tiga kali, malaikat akan berkata kepadanya, “sesungguhnya Allah yang paling pengasih diantara yang pengasih, telah berada dihadapanmu. Mintaklah apa yang kamu mau.” (H.R. Imam al Hakim dari sahabat Abu Ummah).
b. Tabarruk dengan QS. Hud : 73
Dalam surat tersebut terkandung maksud untuk dijadikan tafaul dan tabarruk oleh keuarga yang punya hajat/penyelenggara tahlil. Tafaul artinya mengharapkan kebaikan kepada Allah, seperti kebaikan yang diberikan-Nya kepada seseorang. Sedangkan tabarruk berarti menghara berkah Allah, yakni selalu bertambahnya kebaikan.
Jadi intisari dibacakan ayat tersebut dalam rangkaian tahlil adalah mengharapkan berkah dan rahmat Allah diberikan kepada keluarga (ahlu bait) yang menyelenggarakan tahlil, sebagaimana Allah telah memberikannya kepada keluarga (ahlu bait) Nabi Ibrahim as.
c. QS. Al-ahzab : 33
Ayat ini berhubungan dengan keluarga Nabi SAW. Di sini pembaca atau penyelenggara tahlil dapat bertafaul dan bertabarruk, sebagaimana Allah SWT telah memberikannya kepada keluarga (ahlu bait) Nabi Muhammad SAW.
7. Keutamaan bacaan shalawat, hasballah, dan hauqalah
a. Shalawat
Banyak sekali manfaat membaca shalawat nabi. Sabda nabi Muhammad SAW. :
Artinya : “Barang siapa bershalawat kepadaku satu shalawat, maka Allah akan menetapkan baginya pahala satu qirat. Satu qirat adalah sebesar Gunung Uhud.” (HR. imam Abdul Razaq dari sahabat Ali bin Abi Thalib).
b. Hasballah
Sesuai sabda Nabi Muhammad SAW. :
“Apabila kamu terkena masalah besar, ucapkanlah : hasbunallah wa ni’mal wakil.” (HR. Imam Ibnu Mardawaih dari Abu Hurairah).
c. Hauqalah
Diantara keutamaan membaca kalimat hauqalah adalah meringankan dari penyakit kesusahan. Sabda Nabi Muhammad SAW artinya : “La haua wala quwwata illa billah adalah penyembuh Sembilan puluh Sembilan penyakit, yang paling ringan diantaranya adalah penyakit susah”. (HR. Imam Ibnu Abid Dunya dari Abu Hurairah).
8. Keutamaan Bacaan Istighfar, tahil, dan tasbih
a. Istighfar
Keutamaan membaca istighfar dalam tahlil adalah diampuni dari segala dosa.
b. Tahlil
Keutamaannya adalah diampuni segala dosanya.
c. Tasbih
Keutamaannya adalah ringan bacaannya, tetapi berat timbangan amalannya.
9. Do’a Penutup Tahlil
Rangkaian tahlil ditutup dengan do’a. Do’a tersebut berisi beberapa hal :
a. Permohonan kepada Allah agar semua zikir pilihan yang telah dibaca diterima Allah SWT. dan dibalas dengan pahaa yang banyak.
b. Permohonan agar pahala tersebut dapat diserahkan kepada arwah yang telah diniatkansecara khusus, juga arwah kaum muslimin dan muslimat secara umum.
c. Permohonan ampun dari dosa-dosa kita sendiri, dosa orang tua, maupun guru-guru.
d. Permohonan agar mereka yang sudah di alam barzah diselamatkan dari alam kubur, diberi rahmat serta nikmat kubur, dan dimudahkan semua urusan yang dihadapi. Selain itu juga memohon kelak agar dimasukkan ke dalam surga Allah SWT Amin.
BACAAN TAHLIL LENGKAP ARAB, LATIN DAN ARTINYA
Dibawah ini adalah doa tahlil secara umum atau yang sering orang-orang baca, doanya tidak terlalu panjang karena masih banyak doa-doa tahlil yang lafadznya lebih panjang lagi dari doa ini namun sebagai langkah awal, kita bisa mempelajari terlebih dahulu doa tahlil ini. berikut adalah bacaan tahlil dalam bahasa arab, tulisan latin dan terjemahannya:
اِلَى حَضَرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَاَلِهِ وَاَزْوَا جِهِ وَاَوْلاَ دِهِ وَذُرِّيَّا تِهِ الْفَتِحَةْ…
Bismillaa hirrahmaanir rahiim
Ilaahadharatin nabiyyil musthofaa shollallahu ‘alaihi wa sallama, wa aahlihi wa azwajihii wa aulaadihi wa dzurriyyatihi. Al fatihah….
Artinya : Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, kepada yang terhormat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang terpilih, kepadanya segenap keluarga para istri dan anak cucu beliau, bacaan al fatihah kami tujukan untuk beliau…
بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمَنِ الرَّ حِيْمِ
اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ . اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ . مَلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ . اِيَّا كَنَعْبُدُ وَاِيَّا كَنَسْتَعِيْنُ . اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الَّمُسْتَقِيْمَ . صِرَاطَ الَّذِ يْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ . اَمِينْ
Bismillaa hirrahmaanir rahiim
Alhamdulillaahi rabbill’aalamiin. Arrohmaanir rahiim. Maalikiyaumiddin. Iyyaakana’budu wa iyyaakanasta’iin. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghoiril maghdhuubi’alaihim waladhaalliin. Aamiinn
Artinya : Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah. Dan hanya kepada Engkaulah pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang orang yang telah Engkau anugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat, semoga engkau kabulkan permohonan kami.
اِلَ حَضَرَاتِ اِخْوَا نِهِ مِنَ الْاَنْبِيَاءِ وَ الْمُرْسَلِيْنَ وَالْاَوْلِيَاءِ وَاَلشَّهَدَاءِ وَاَلصَّا لِحِيْنَ وَاَلصَّحَا بَةِوَ التَّا بِعِيّنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَا مِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَ جَمِيْعِ الْمَلَئِكَةِ الْمُقَرَّ بِيْنَ خُصُوْصًا سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَيْدِ الْقَادِرِا لْجَيْلَا نِى . الْفَاتِحَةْ
Ilaa hadhorooti ikhwaanihi minal anbiyaa’I wal mursaliina wal auliyaa’I wash syuhadaa’I wash shoolihiina wash shohaabati wat taabi’iina wal ulamaa’il aamiliina walmushonni final mukh’lishina wa jamii’il malaa ikatil muqorrobiina khusuushon sayyidinaa asy syaikhi’abdil qoodiril jailaani . Al Fatihah.
اَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ، حَمْدَالنَّاعِمِيْنَ، حَمْدًايُوَافِيْ نِعَمَه وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَارَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
A’UUDZU BILLAHI MINASY YAITHOONIR ROJIIM.
BISMILLAAHIR ROHMAANIRROHIIM.
ALHAMDU LILLAAHI ROBBIL’AALAMIIN. HAMDASY SYAAKIRIIN, HANDAN NAA’IMIIN, HAMDAY YUWAAFII NI’AMAHUU WA YUKAAFI’U MAZZIDAH, YAA ROBBANAA LAKALHAMDU KAMAA YAN BAGHII LIJALAALI WAJ-HIKA WA ‘AZHIIMI SULTHOONIK. ALLOOHUMMA SHALLI WA SHALLIM ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD, WA’ALAA AALI SAYIIDINAA MUHAMMAD.
Artinya :
Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah penguasa alam semesta, sebagaimana orang-orang yang bersyukur dan orang-orang yang mendapat banyak kenikmatan memuji-Nya. dengan pujian yang sepadan dan nikmat-Nya dan memungkinkan pertambahannya. Wahai Tuhan kami, pujian hanyalah untuk-Mu, sebagaimana yang layak akan kemuliaan Dzat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan kepada Nabi Muhammad junjungan kami dan kepada keluarga beliau.
اَللهُمَّ تَقَبَّلْ وَاَوْصِلْ ثَوَابَ مَاقَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَااسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً اِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ اَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاِلَى جَمِيْعِ اِخْوَانِه مِنَ الْاَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْاَوْلِيَآءِ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَآءِ الْعَالِمِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِى سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلاَئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ خُصُوْصًا اِلَى سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْجَيْلاَنِيِّ
ALLAAHUMMA TAQOBBAL WA AUSHIL TSAWABA MAA QORO’NAAHU MINAL QUR’AANIL ‘AZHIIMI WAMAA HALLALNAA WA MAA SABBAHNAA WA MASTAGHFARNAA WA MAA SHOLLAINAA ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN SHOLLALLOOHU ‘ALAIHI WA SALLAMA HADIYYATAN WAASHILATAN WA ROHMATAN NAAZILATAN WA BAROKATAN SYAAMILATAN ILAA HADHROTIN HABIIBINAA WA SYAFII’INAA WA QURROTI A’YUNINAA SAYYIDINAA WA MAULAANAA MUHAMMADIN SHOLLALLAAHU ‘ALAIHI WA SALLAM, WA ILAA JAMII’I IKHWAANIHII MINAL ANBIYAA’I WALMURSALIINA WAL AULIYAA’I WASY-SYUHADAA’I WASH-SHOOLIHIINA WASH SHOHAABATI WATTAABI’IINA WAL ‘ULAMAA’IL ‘AAMILIINA WAL MUSHONNIFIINAL MUKHLISHIINA WA JAMII’IL MUJAAHIDIINA FII SABIILILLAAHI ROBBIL’AALAMIIN, WA MALAA’IKATIL MUQORROBIIN, KHUSHUUSHON ILAA SAYYIDINASY SYAIKH ‘ABDIL QOODIR ALJAILAANI,
Artinya :
Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala Al-Qur’an yang kami baca, tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami dan shalawat kami kepada Nabi Muhammad SAW sebagai hadiah yang menjadi penyambung, sebagai rahmat yang turun dan sebagai berkah yang menyebar kepada kekasih kami, penolong kami dan buah hati kami, pemuka dan pemimpin kami, yaitu Nabi Muhammad SAW, juga kepada seluruh kawan-kawan beliau dari kalangan para Nabi dan Rasul, para wali, para syuhada’, orang-orang shalih, para sahabat, para tabi’in, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas dan orang-orang yang berjihad di jalan Allah Tuhan semesta alam, serta para malaikat yang selalu beribadah, khususnya ditujukan kepada Syekh Abdul Qadir Jailani.
ثُمَّ اِلى جَمِيْعِ اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ اْلاَرْضِ اِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا اِلَى آبَآءِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَاَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَنَخُصُّ خُصُوْصًا مَنِ اجْتَمَعْنَاههُنَا بِسَبَبِه وَلِاَجْلِه
TSHUMMA ILAA JAMII’I AHLIL QUBUURI MINAL MUSLIMIINA WALMUSLIMAATI WALMU’MINIINA WALMU’MINAATI MIM MASYAARIQIL ARDHI ILAA MAGHOORIBIHAA BARRIHAA WABAHRIHAA KHUSHUSHON ILAA AABAAINAA WA-UMMAHAATINAA WA-AJDAADINAA WAJADDAATINAA WANAKHUSH-SHU KHUSHUUSON MANIJTAMA’NAA HAAHUNAA BISABABIHII WALI-AJLIHII
Artinya :
Kemudian kepada seluruh penghuni kubur dari kalangan orang-orang islam laki-laki dan perempuan, orang mukmin laki-laki dan perempuan, dari belahan bumi timur dan barat, di laut dan di darat, terutama keapda bapak-bapak dan ibu-ibu kami, kakek dan nenek kami, lebih utamakan lagi kepada orang yang menyebabkan kami berkumpul di sini.
اَللهُمَّ اغْفِرْلَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُم
ALLAAHUMMAGHFIR LAHUM WARHAMHUM WA ‘AAFIHIM WA’FU ‘ANHUM
Artinya :
Ya Allah, ampunilah mereka, kasihanilah mereka, berilah mereka kesejahteraan dan maafkanlah mereka
اَللهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلى اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ اَهْلِ لَآاِلهَ اِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ
ALLAAHUMMA ANZILIR ROHMATA WALMAGHFIROTA ‘ALAA AHLILQUBUURI MIN AHLI LAA ILAAHA ILLALLAAHU MUHAMMADUR RASUULULLAAH
Artinya :
Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan kepada ahli kubur yang selalu mengucapkan “Laailaaha illallaah muhammadur rasuulullaah” (Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah)
اَللهُمَّ اَرِنَاالْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَااتِّبَاعَهُ وَاَرِنَاالْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَااجْتِنَابَهُ
ALLAAHUMMA ARINAL HAQQO HQAAON WARZUQNAT TIBAA’AHU, WA ARINAL BAATHILA BAATHILAN WARZUQNAJ TINAABAHU
Artinya :
Ya Allah, tunjukanlah kepada kami kebenaran adalah suatu kebenaran dan anugerahilah kami untuk mengikkutinya dan tunjukkanlah kepada kami kebatilan adalah suatu kebatilan dan anugerahilah kami untuk menjauhinya.
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
ROBBANAA AATINAA FIDDUNYAA HASANAH, WAFIL AAKHIROTI HASANAH WAQINAA ‘ADZAABAN NAAR.
Artinya :
Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan didunia dan kebaikan di akhirat, serta jauhkanlah kami dari siksa api neraka
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
SUBHAANA ROBBIKA ROBBIL ‘IZZATI ‘AMMAA YASHIFUUN, WASALAAMUN ‘ALAL MURSALIINA WALHAMDU LILLAAHI ROBBIL ‘AALAMIIN. AL-FAATIHAH :
Artinya :
Masa suci Tuhanmu, Tuham pemilik kemuliaan, dari sifat-sifat yang mereka (musuh-musuhNya) berikan. Keselamatan selalu tertuju kepada Rasul, dan segala puji bagi Allah penguasa alam semesta.
اَلْفَاتِحَةْ