Perbedaan Cerita Fiksi dan Nonfiksi

Pada kesempatan kali ini ustadz Faisal akan membagikan materi tentang Teks cerita fiksi dan Non fiksi secara lengkap, ohya pesen juga ya anak-anak untuk sering sering ngunjungi webnya ustadz hehe.

adapun berikut ini pengertian teks cerita fiksi dan cerita nonfiksi:

Pengertian Cerita Fiksi

Teks Fiksi adalah sebuah cerita yang berasal dari pemikiran seseorang yang bersifat rekaan atau yang didasari oleh angan-angan atau yang biasa disebut Fantasi dan bukan berdasarkan kejadian nyata, hanya berdasarkan imajinasi pengarang.

Imajinasi pengarang diolah berdasarkan pengalaman, wawasan, pandangan, tafsiran, kecendikiaan, penilaian nya terhadap berbagai peristiwa, baik peristiwa nyata maupun peristiwa hasil rekaan semata.

Jenis Cerita Fiksi

adapun jenis dari cerita fiksi ada 3, yaitu:

  • Novel, yaitu sebuah karya fiksi prosa yang yang tertulis dan naratif .
  • Cerpen, yaitu suatu bentuk prosa naratif fiktf yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya.
  • Roman

Unsur-Unsur Cerita Fiksi

Berikut ini unsur intrinsik yang membangun cerita fiksi dimana unsur ini ada di dalam cerita fiksi;

  1. Tema, yaitu gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks.
  2. Tokoh, yaitu pelaku dalam karya sastra. Karya sastra dari segi peranan dibagi menjadi 2, yakni tokoh utama dan tokoh tambahan.
  3. Alur/Plot, yaitu cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan peristiwa yang lain.
  4. Konflik, yaitu kejadian yang tergolong penting, merupakan sebuah unsur yang sangat.diperlukan dalam mengembangkan plot.
  5. Klimaks, yaitu saat sebuah konflik telah mencapai tingkat intensitas tertinggi, dan saat itu merupakan sebuah yang tidak dapat dihindari.
  6. Latar, yaitu tempat, waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
  7. Amanat, yaitu pemecahan yang diberikan pengarang terhadap persoalan di dalam sebuah karya sastra.
  8. Sudut pandang, yaitu cara pandang pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
  9. Penokohan, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan tokoh.
  10. Kesatuan
  11. Logika
  12. Penafsiran
  13. Gaya

Unsur Ekstrinsik dalam Cerita Fiksi

Sedangkan unsur ekstrinsik yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri, berikut ini:

  1. Keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap.
    Keyakinan.
  2. Pandangan hidup yang keseluruhan itu akan mempengaruhi karya yang ditulisnya.
  3. Psikologi, baik yang berupa psikologi pengarang seperti ekonomi, politik, dan sosial juga akan mempengaruhi karya sastra.
  4. Pandangan hidup suatu bangsa.
  5. Berbagai karya seni yang lain, dan sebagainya.

Struktur Teks Cerita Fiksi

Jika kamu mengetahui struktur cerpen, maka itu tidak jauh berbeda dengan struktur penyusun teks cerita fiksi. Dimana struktur cerita fiksi terdiri 6 unsur berikut:

  1. Abstrak, bagian ini adalah opsional atau boleh ada maupun tidak ada. Bagian ini menjadi inti dari sebuah teks cerita fiksi.
  2. Orientasi, berisi tentang pengenalan tema, latar belakang tema serta tokoh-tokoh didalam novel. Terletak pada bagian awal dan menjadi penjelasan dari teks cerita fiksi dalam novel.
  3. Komplikasi, merupakan klimaks dari teks cerita fiksi karena pada bagian ini mulai muncul berbagai permasalahan, biasanya komplikasi disebuah novel menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca.
  4. Evaluasi, bagian dalam teks naskah novel yang berisi munculnya pembahasan pemecahan atau pun penyelesaian masalah.
  5. Resolusi, merupakan bagian yang berisi inti pemecahan masalah dari masalah-masalah yang dialami tokoh utama.
  6. Koda (reorientasi), berisi amanat dan juga pesan moral positif yang bisa dipetik dari sebuah naskah teks cerita fiksi.
    Namun, tidak menutup kemungkinan teks cerita fiksi di novel hanya mempunyai struktur berupa evaluasi, orientasi, resolusi dan komplikasi.

sedangkan pembahasan dari teks cerita nonfiksi ialah sebegai berikut:

Pengertian Cerita Nonfiksi

Teks Nonfiksi adalah sebuah karangan atau tulisan yang bersifat informatif, penulisnya mempunyai tanggung jawab atas kebenaran dari peristiwa, orang, dan/atau informasi yang disampaikannya.

Cerita nonfiksi sangatlah berbeda dengan karya cerita fiksi dimana penulisnya tidak membutuhkan keakuratan terkait isi di dalamnya. Perbedaan cerita nonfiksi dapat dilihat pertama kali dari judul buku..Mau tau selengkapnya mengenai ciri-ciri cerita nonfiksi?

Ciri-ciri cerita nonfiksi

Adapun beberapa ciri-ciri cerita nonfiksi yang kalian perhatikan ketika sedang ingin mengidentifikasinya:

1. Bahasa yang Formal atau Baku
Seperti yang aku sampaikan diatas, ciri pertama yang mudah diidentifikasi dari kategori menulis buku non fiksi terletak dari penyampaiannya yang memakai bahasa formal terlihat dari judul bukunya, tidak memakai bahasa gaul. Bahasa formal dalam hal ini tidak menggunakan bahasa tulis gaul, alay ataupun bahasa kekinian yang sedang booming, tidak menggunakan tulisan yang macam-macam.

Dari segi penulisan sesuai dengan bahasa yang baik dan benar, terkadang isi buku nonfiksi bersifat serius. Meskipun ada beberapa buku nonfiksi, misal buku motivasi dan buku referensi ada yang ditulis menggunakan bahasa yang lebih ringan. Walau menggunakan bahasa yang ringan, penulisan tetap menggunakan bahasa yang pas, cara ini diperbolehkan.

Dalam proses penulisan buku cerita nonfiksi,penulis biasanya mengikuti peraturan dari setiap penerbit karena setiap penerbit memiliki SOP penulisan yang beraneka ragam. Ada penerbit buku yang menerima buku yang menggunakan bahasa baku dan ide yang belum pernah diterbitkan sebelumnya ataupun mirip dengan salah satu buku yang sudah pernah diluncurkan.

Lalu, ada penerbit yang menerima buku nonfiksi yang menggunakan bahasa yang sesuai dengan gaya bahasa dari penulis. Namun dari segi penyampaian pada dasarnya haruslah menggunakan puebi baik dan benar. Jadi kembali lagi, tergantung dari masing-masing kebijakan penerbit.

2. Bahasa yang denotatif
Apa itu bahasa denotatif? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang berkaitan dengan denotasi. Artinya kata yang didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu dan bersifat objektif. Keduanya memiliki persamaan, denotatif adalah makna dengan pengertian objektif dan sesuai dengan aslinya. Maksud dari apa adanya adalah tidak disertai dengan perasaan dan pemikiran tanpa menimbulkan nilai rasa tertentu.

Apa yang ditulis berguna untuk menyampaikan informasi secara lengkap, to the point dan tegas. Para penulis memakai bahasa denotatif dengan tujuan penulis memberikan informasi kepada pembaca tanpa dibuat-buat. Informasi yang tidak berbelit-belit dan hanya separuhnya. Tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga memberikan stimulan dan inspirasi kepada pembaca.

3. Isinya Berkaitan tentang Fakta/Aktual
Isi buku cerita bersifat fakta dan faktual. Fakta sesuai dengan data yang didapatkan dari lapangan atau penelitian yang sudah ada sebelumnya. Isi buku yang disampaikan bersifat faktual sehingga pembaca dapat memperoleh manfaat dari informasi yang diberikan.

Kategori buku non fiksi ada banyak jenis, diantaranya ada jenis buku bahan mengajar, motivasi dan buku referensi. Dari beberapa jenis buku tersebut, semuanya memiliki karakteristik berbeda, dan memiliki satu esensi yang sama, yaitu buku imajinatif tanpa sumber.

4. Tulisannya Bersifat Ilmiah Populer
Tulisan buku cerita non fiksi dikatakan dengan gaya penulisan ilmiah populer atau disesuaikan dengan format puebi. Dengan kata lain, tulisan tidak melulu kaku dan itu-itu saja. Dikatakan tulisan ilmiah populer karena penyajiannya dengan bahasa yang sesuai dengan pasar dan data yang diambil berdasarkan dengan kajian, survey penelitian di lapangan, daftar pustaka dan mengacu pada referensi atau sumber yang sama.

Sumber yang disinggung nantinya tidak secara langsung ditulis ulang begitu saja. Namun, tetap melalui proses pemilihan diksi atau kata yang familiar cukup mudah untuk dimengerti serta disampaikan kembali dengan menggunakan gaya bahasa yang oleh penulis. Cara yang biasa dipakai dengan mengkombinasi ide lama dari sumber referensi lalu di padu padankan dengan ide yang kita miliki.

5. Isinya diambil dari yang sudah ada ataupun penemuan
Mengapa buku non fiksi ditulis oleh sang penulis sampai diterbitkan untuk pembaca? Tentunya memiliki untuk menyempurnakan atau memperbaiki ide dari penulis/ulasan naskah yang terlebih dahulu sudah.

Maka dari itu, bagi penulis yang menulis tema, isi, ide cerita yang serupa atau gampangnya sama persis dengan bahasa yang berbeda sering ditolak oleh penerbit besar. Penerbit besar memiliki kriteria seperti penulis menyerahkan naskah yang mengandung unsur ide baru yang menarik dan tidak sama persis dengan naskah yang sudah ada.

Jadi, tidak boleh sembarangan memberi naskah kepada penerbit agar tulisan kalian bisa dicetak oleh para penerbit besar

Kalian bisa menemukan sebuah karya nonfiksi dan dapat langsung mengidentifikasi terkait unsur-unsur yang sudah disebutkan diatas di dalam karya tulis.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *