Materi Frasa Bahasa Indonesia

Frasa adalah
Materi frasa

Frasa merupakan sebuah unsur kalimat yang tersusun atas beberapa satuan. Satuan tersebut tersusun dari satu kata atau lebih dan satuan pembentuk kalimat tersebut menempati fungsi tertentu.

Fungsi tersebut yaitu Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel.), dan Keterangan (Ket.)

Fungsi diatas boleh ada atau tidak dalam sebuah kalimat, akan tetapi ada fungsi yang wajib ada yakni Subjek (S) dan Predikat (P) nah fungsi di dalam kalimat terdiri atas kata, frasa, maupun klausa.

Bagi sebagian orang mungkin masih banyak yang kesulitan dalam memahami frasa.

Oleh karena itu pada kesempatan kali ini izinkan kami membahas materi tentang frasa mulai dari pengertian frasa, jenis-jenis frasa dan contohnya.

Pengertian Frasa

Frasa adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi kalimat. Frasa tidak bisa membentuk kalimat sempurna karena tidak mempunyai predikat.

Contoh frasa: Tiga siswa baru itu sedang membaca buku di depan kelas.

Perhatikan penjelasan fungsi kalimat di atas:

Tiga siswa baru (S)
sedang membaca (P)
di depan kelas (Ket. tempat).
Kalimat di atas terdiri atas tiga frasa, yaitu ‘tiga siswa baru’, ‘sedang membaca’, dan ‘di depan kelas’.

Ciri-Ciri Frasa

Untuk dapat mengerti materi frasa ini sebaiknya kamu harus mengerti ciri-ciri frasa yang di bawah ini sebagai berikut:

  1. Frasa terdiri minimal dari dua kata atau lebih.
  2. Kata tersebut harus menduduki fungsi gramatikal pada sebuah kalimat seperti; subjek, predikat, objek, dan lainnya.
  3. Frasa hanyaa mempunyai satu makna gramatikal.
  4. Frasa bersifat non predikatif (frasa bisa menduduki fungsi sebagai predikat).
  5. Frasa selalu menduduki satu fungsi kalimat

Jenis-jenis Frasa

1. Frasa Setara dan Frasa Bertingkat

Sebuah frasa disebut setara apabila unsur penyusu fasa tersebut memiliki kedudukan yang sama atau setara.

Contohnya: Saya dan adik makan-makan dan minum-minum di taman depan.

Frasa “saya dan adik” merupakan frasa sama, karena antara unsur “saya” dan unsur “adik” memiliki kedudukan yang setara atau tidak saling menjelaskan.

Demikian juga frasa “makan-makan” dan “minum-minum” termasuk frasa setara.

Frasa setara ditandai oleh adanya kata ‘dan‘ / ‘atau‘ di antara kedua unsur nya.

Selain frasa setara, ada pula frasa bertingkat. Frasa bertingkat merupakan frasa yang terdiri atas inti dan atribut.

Contoh: Kakak akan pergi nanti malam.

Frasa “nanti malam” terdiri atas unsur atribut dan inti.

Contoh Frasa Setara dan Frasa Bertingkat

  1. Contoh Frasa Setara
  • Ketika pelajaran PAI kali ini, Pak Guru akan menjelaskan tata cara sholat yang benar.
  • Pemandangan gunung begitu indah terlihat di sepanjang kiri kanan jalan.
  • Dava dan vina adalah sepasang kakak adik.
  • Sepasang muda mudi itu sedang duduk di pinggir jalan.
  • Pencuri itu sudah beberapa kali keluar masuk penjara.
  • Pram memakai baju bermotif hitam putih.
  • Ani dan Dewi adalah sepasang suami istri yang sudah menikah selama 10 tahun.
  • Kakakku diantar pulang pergi oleh supir pribadi keluarga kami.
  • Ayah Ibunya masih terus memaksanya untuk bekerja sebagai pegawai negeri sipil.
  • Anto pergi ke tempat kursus dengan menaiki sepeda motor.
  • Kakek Neneknya pernah bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit ternama yang ada di kota ini.
  • Pemuda pemudi di kampung ini begitu banyak berkontribusi bagi pembangunan di kampung ini.
  • Kakek telah menyediakan warisan untuk anak cucunya kelak.

2. Contoh Frasa Bertingkat

Visi sedang membaca buku novel favoritnya.
Unsur menerangkan (M): sedang, unsur diterangkan (D): membaca

Ibu sedang memasak gulai ikan kakap.
Unsur menerangkan (M): sedang, unsur diterangkan (D) memasak.

Ayah membawa oleh-oleh dari Yogyakarta.
Unsur menerangkan (M): dari, unsur diterangkan (D): Yogyakarta.

Ia tinggal di apartemen mewah.
Unsur menerangkan (M): mewah, unsur diterangkan (D): apartemen.

Adik mengayuh sepeda dengan sangat kencang.
Unsur menerangkan (M): sepeda, unsur diterangkan (D): mengayuh.

Buah itu dikupas oleh Ibu.
Unsur menerangkan (M): oleh, unsur diterangkan (D): Ibu.

Putra adalah mahasiswa ITB.
Unsur menerangkan (M): ITB, unsur diterangkan (D): mahasiswa.

Adik tengah membersihkan kamar tidurnya.
Unsur menerangkan (M): tengah, unsur diterangkan (D): membersihkan.

Adik sudah membersihkan kamar tidurnya.
Unsur menerangkan (M): sudah, unsur diterangkan (D): membersihkan.

Vania sedang berjalan-jalan di taman kota itu.
Unsur menerangkan (M): sedang, unsur diterangkan (D): berjalan-jalan.

Kami menaiki tangga berjalan yang ada di mall itu.
Unsur menerangkan (M): berjalan, unsur diterangkan (D): tangga.

Ayahnya berprofesi sebagai pegawai swasta di sebuah perusahaan swasta ternama.
Unsur menerangkan (M): swasta, unsur dierangkan (D): pegawai.

Linda tengah merapikan lemarinya yang berantakan itu.
Unsur menerangkan (M): tengah, unsur diterangkan (D): merapikan.

2. Frasa Idiomatik

Perhatikan 2 kalimat dibawah ini:

(a) Dalam peristiwa kebakaran kemarin, seorang penjaga toko menjadi kambing hitam.

(b) Untuk menyelamati saudaranya, keluarga Pinto menyembelih seekor kambing hitam.

Kalimat (a) dan (b) menggunakan frasa yang sama, yaitu frasa ‘kambing hitam‘.

Pada kalimat (a) kambing hitam bermakna orang yang dipersalahkan dalam suatu kejadian, sedangkan dalam kalimat (b) bermakna seekor kambing yang mempunyai warna bulu hitam.

Artikel pendukung: Verba Transitif dan Intransitif Serta Contohnya

Makna kambing hitam di kalimat (a) tidak ada hubungannya dengan makna kata kambing dan hitam.

Nah frasa yang maknanya tidak bisa dijelaskan berdasarkan makna kata yang membentuknya dinamakan frasa Idiomatik.

Konstruksi Frasa
Frasa mempunyai 2 konstruksi, yaitu konstruksi endosentrik dan eksosentrik.

Perhatikan kalimat berikut: Kedua saudagar itu telah mengadakan jual beli.

1. Frasa Eksosentrik
Kalimat tersebut terdiri dari frasa ‘kedua saudagar itu’, ‘telah mengadakan’ dan ‘jual beli’. Menurut distribusi nya frasa ‘kedua saudagar itu’ dan ‘telah mengadakan’ adalah frasa endosentrik. Sedangkan frasa ‘jual beli’ adalah frasa eksosentrik.

Frasa kedua saudagar itu bisa diwakili kata saudagar. Frasa telah mengadakan juga bisa diwakili kata mengadakan.

Tetapi frasa jual beli tidak bisa diwakili oleh kata jual maupun beli, Karena kedua kata tersebut merupakan inti, sehingga mempunyai kedudukan yang sama.

Frasa yang distribusinya tidak sama dengan salah satu atau semua unsurnya disebut frasa eksosentrik.

2. Frasa Endosentrik

Meliputi 3 jenis yaitu:

Frasa Endosentrik yang Koordinatif: dihubungkan dengan kata “dan” dan “atau”. Contoh: Pintu dan jendela sedang dicat.
Frasa Endosentrik yang Atributif: tersusun dari unsur-unsur yang tidak setara. Contoh: Pekarangan luas yang akan didirikan bangunan itu milik Haji Manarul.
Frasa Endosentrik yang Apositif: secara semantik, unsur yang satu pada frasa endosentrik apositif mempunyai makna sama dengan unsur yang lain. Unsur yang dipentingkan merupakan unsur pusat, sedangkan unsur keterangan merupakan aposisi. Contoh: Arum, putri Pak Ruchan, berhasil menjadi pelajar teladan.
Kelas Frasa
Frasa terbagi jenisnya menjadi 6 kelas kata. Meliputi frasa benda, kerja, sifat, keterangan, bilangan, dan depan.

1. Frasa Benda (Nomina)
Frasa yang distribusinya sama dengan kata benda. Unsur pusat frasa benda, yaitu kata benda.

Contoh:

Bara menerima hadiah ulang tahun.
Bara menerima hadiah.
Alasannya karena frasa hadiah ulang tahu di kalimat distribusi sama dengan kata benda hadiah.

ada dua jenis frasa nomina sebagai berikut:

a. Frasa Nomina Koordinatif : frasa nomina yang keseluruhan gabungan kata tersebut berperan sebagai unsur inti yang memiliki fungsi setara.

Misal : dunia akhirat, lahir batin, sandang pangan, hak dan kewajiban, sayur mayur, dan lain sebagainya.

Contoh dalam Kalimat, pada frasa nomina ini saya kasih tanda warna biru :

Aku sudah siap lahir batin jika memang ayah harus pergi meninggalkan kami untuk selama-lamanya.
Para ibu yang memiliki anak-anak usia pertumbuhan disarankan memasukkan sayur mayur ke dalam daftar makanan wajib setiap harinya.
Pemerintah berkewajiban untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan sandang pangan seluruh rakyat dengan cara mengurus dan mengontrol ketersediaan pasokan dan stok secara nasional.
Setiap warna negara memiliki hak dan kewajiban yang sama yang diatur dalam UUD 1945.
Hiduplah dengan baik dan benar, agar kau selamat dunia akhirat.

b. Frasa Nomina Apositif : frasa nomina yang sebagian dari gabungan kata tersebut berperan sebagai pengganti unsur inti.

Misal : Anton mahasiswa teladan itu, burung Cendrawasih burung langka dari Irian, Banjarmasin kota seribu sungai, Jakarta ibukota negara dan lain sebagainya.

Contoh dalam Kalimat, yang merupakan frasa nomina adalah yang berwarna biru :

Jakarta, Ibukota Negara Indonesia saat ini kembali dilanda banjir yang telah menjadi bencana musiman selama beberapa tahun lamanya.
Burung Cendrawasih, burung langka dari Irian menjadi salah satu kekayaan satwa yang hanya dimiliki oleh negara Indonesia.
Bendera negara Indonesia, Sang Saka Merah Putih adalah hal yang wajib yang selalu mengisi upacara peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus di Istana Negara.
Jepang, Negeri Matahari terbit, bukan hanya terkenal dengan keindahan sejuta sakuranya saja, tetapi juga terkenal dengan negara sejuta stasiun.

Liburan tahun ini saya pergi ke Kota Malang, Kota Pelajar

 

2. Frasa Kerja atau Frasa Verba

Frasa yang distribusinya sama dengan kata kerja atau verba.

Contoh: Arum sejak tadi akan menulis dengan pensil baru.

Disebabkan karena frasa akan menulis adalah kata kerja dan distribusinya sama dengan kata kerja menulis.

3. Frasa Sifat atau Frasa Adjektiva
Frasa yang distribusinya sama dengan kata sifat. Memiliki inti berupa kata sifat. Kesamaan distribusi tersebut bisa dilihat dari contoh frasa berikut.

Contoh:

Lukisan yang dipamerkan itu memang bagus-bagus.
Lukisan yang dipamerkan itu-bagus-bagus.
4. Frasa Keterangan atau Frasa Adverbia
Frasa yang distribusinya sama dengan kata keterangan. Umumnya inti frasa keterangan juga berupa kata keterangan dan dalam kalimat sering menduduki fungsi sebagai keterangan.

– Frasa keterangan sebagai keterangan
Frasa keterangan umumnya mempunyai keleluasan berpindah karena berfungsi sebagai keterangan. Sebab itu frasa keterangan bisa terletak di depan atau belakang subjek.

Contoh:

Tidak biasanya dia pulang larut malam
Dia tidak biasanya pulang larut malam
Dia pulang larut malam tidak biasanya
– Frasa keterangan sebagai keterangan pada kata kerja

Contoh: Saya tidak hanya bertanya, tetapi juga mengusulkan sesuatu

5. Frasa Bilangan atau Frasa Numeralia
Frasa yang distribusinya sama dengan kata bilangan. Biasanya frasa bilangan atau frasa numeralia dibentuk dengan menambahkan kata penggolong atau kata bantu bilangan.

Contoh: Tiga orang serdadu menghampirinya ke tempat itu.

6. Frasa Depan atau Frasa Preposisional
Frasa yang terdiri atas kata depan dengan kata lain sebagai unsur penjelas.

Contoh: Laki-laki di depan itu mengajukan pertanyaan kepada pembicara.

Frasa Yang Bersifat Ambigu

Ambiguitas kadang ditemukan dalam susunan frasa. Ambiguitas berarti kegandaan makna.

Contoh: Kambing hitam dan mobil tetangga baru.

Frasa kambing hitam bisa memiliki 2 makna yaitu kambing yang berbulu.

Frasa kambing hitam bisa memiliki 2 makna yaitu kambing yang berbulu hitam dan suatu ungkapan yang berarti orang yang dipersalahkan.

Frasa mobil tetangga baru juga bisa mempunyai 2 makna, yaitu yang baru adalah mobil dan yang baru adalah tetangganya (bukan mobilnya.

Frasa ambigu akan menjadi jelas ketika digunakan dalam kalimat.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *